sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Waspada Sindrom MIP-C Langka yang Berkaitan dengan COVID-19, Bisa Picu Kerusakan Paru

News editor Devi Pattricia
22/05/2024 13:14 WIB
Terjadinya gelombang COVID-19 di Singapura sontak menjadi sorotan dunia.
Waspada Sindrom MIP-C Langka yang Berkaitan dengan COVID-19, Bisa Picu Kerusakan Paru. (Foto: MNC Media)
Waspada Sindrom MIP-C Langka yang Berkaitan dengan COVID-19, Bisa Picu Kerusakan Paru. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Terjadinya gelombang COVID-19 di Singapura sontak menjadi sorotan dunia. Bagaimana tidak, COVID-19 kini telah berstatus endemi namun pertumbuhan sub varian dan kasusnya mendadak signifikan.

Bahkan terdapat dugaan bahwa kasus COVID-19 di Singapura ada kaitannya antara penyakit autoimun.  Kasus ini dikenal dengan istilah dermatomiositis positif Anti-MDA5 atau MIP-C.

Menurut Dokter Spesialis Paru Erlina Burhan, MIP-C menjadi kelainan autoimun yang langka dan dapat menyebabkan munculnya jaringan parut parah pada paru-paru. Penyakit ini pertama kali dicatat pada tahun 2005 silam.

“Anti-MDA5-positive dermatomyositis (MDA5+-DM) sendiri pertama kali dijelaskan pada 2005 dengan gejala nyeri otot, radang sendi, ruam dan jaringan parut paru yang parah,” kata Prof. Erlina dikutip dari cuitkan akun X resminya @erlinaburhan, Rabu (22/5/2024).

Erlina menjelaskan bahwa MIP-C menyerang protein MDA5 sebagai sistem kekebalan tubuh yang mampu mendeteksi virus RNA, termasuk COVID-19. Nantinya Protein MDA5 itu akan melawan virus yang masuk ke dalam tubuh.

Namun, pasien MIP-C akan mengenali protein MDA5 sebagai benda asing dan menyerangnya. Di sisi lain, RNA juga akan memicu respon kekebalan yang kuat dan menjadikan MDA5 sebagai sasarannya. 

“Sedangkan orang dengan MIP-C, akan mengenali protein MDA5 sebagai benda asing dan menyerangnya. Bisa juga RNA picu respons kekebalan yang kuat sehingga MDA5 jadi sasaran,” ujarnya.

Berdasarkan penelitian dari Universitas Leeds di Inggris dan Fakultas Kedokteran California San Diego ditemukan adanya bahwa lonjakan kasus MDA5+-DM pada populasi Yorkshire, Inggris. Pada Januari 2018 dan Desember 2019, hanya ada 6 kasus MDA5+ yang teridentifikasi. 

Namun, Erlina mengungkap bahwa peningkatan kasusnya terus bertambah drastis sejak terjadinya Pandemi COVID-19 gelombang kedua. Bahkan ditemukan adanya 60 kasus baru dari tahun 2020-2022 dan 8 di antaranya memiliki riwayat COVID-19.

“Pada 2021 setelah gelombang kedua infeksi SARS-CoV-2 di Inggris mencatat adanya peningkatan jumlah kasus baru. Dari 60 kasus tersebut, 8 di antaranya memiliki riwayat terkonfirmasi COVID-19,” jelas Prof. Erlina.

Meski begitu, kebanyakan pasien tidak terkonfirmasi riwayat COVID-18, tetapi kemungkinan mereka terpapar dengan kondisi ringan atau tanpa gejala. Prof. Erlina menyatakan bahwa lonjakan kasus MIP-C ini sempat tumpang tindih dengan angka positif COVID-19 pada tahun 2021 di Yorkshire.

Hal ini membuat para ilmuwan beranggapan ada kemungkinan besar penyebab meningkatnya kasus MIP-C, salah satunya karena COVID-19. 

“Sehingga menunjukkan bahwa kemungkinan besar penyebabnya adalah COVID. Para peneliti juga menyatakan bahwa 58% dari 60 pasien sudah menerima vaksinasi COVID-19,” tandasnya.

Berkaca dari kasus di Yorkshire, Prof. Erlina mengungkap sebagian besar pasien MIP-C mendatangi klinik reumatologi setelah mengalami gejala-gejala MIPS-C. Adapun beberapa pasien yang mengalami kesulitan bernapas.

Gejala tersebut termasuk gejala yang parah fan patut diperhatikan, sebab bisa berakibat fatal bagi para penderitanya.

Erlina Burhan menegaskan pada beberapa kasus MIP-C bisa membuat kerusakan paru sehingga harus melakukan prosedur transplantasi paru untuk menyembuhkannya. Oleh karenanya masyarakat sebaiknya lebih waspada dan lebih jeli untuk mengidentifikasi sindrom seperti MIP-C yang sedang ramai.

“Dalam kasus yang lain paru-paru bisa jadi rusak dan kaku sehingga perlu adanya transplantasi paru. Maka dari itu penting dalam mengidentifikasi sindrom seperti MIP-C untuk pengenalan medis dan pilihan pengobatan,” pungkasA Erlina.

(SLF)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement