Sementara itu, Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah, Bagas Haryotejo, mengatakan, Arab Saudi memiliki pertumbuhan ekonomi paling tinggi dibanding negara teluk lainnya, yaitu dari 1,5 persen pada 2024 yang diproyeksikan menjadi 4,6 persen pada 2025.
Keberadaan masyarakat Indonesia di Arab Saudi juga berpotensi menjadi captive market produk-produk Indonesia.
Kerja sama Kemendag dengan Badan Pengelola Keuangan Haji pada Kamis (15/10/2025) menunjukkan potensi ekspor produk makanan, minuman, dan logistik haji Indonesia terus didorong dan diperkuat.
Selain produk makanan dan yang berkaitan dengan kebutuhan haji, target pembangunan kota-kota baru melalui Saudi Vision 2030 juga membuka berbagai peluang ekspor.
“Pemerintah Arab Saudi yang sedang membangun kota-kota baru telah membuka banyak sekali peluang ekspor Indonesia. Banyak sekali produk Indonesia yang terserap untuk mendukung proyek-proyek pembangunan baru ini, misalnya saja furnitur dan kayu lapis (plywood),” kata Bagas.
OKI merupakan organisasi kerja sama internasional terbesar kedua di dunia, setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dengan 57 negara anggota.
"Besarnya pasar OKI mencerminkan potensi ekonomi dan perdagangan yang luar biasa, terutama di sektor produk halal, modest fashion, farmasi, dan kosmetik yang merupakan keunggulan Indonesia di pasar global," ucap Bagas.
(NIA DEVIYANA)