“Boleh jadi makanan, hotel, dan kendaraan kita siapkan dengan baik. Tapi kalau rukunnya tidak dikerjakan atau syarat hajinya tidak terpenuhi, maka ibadahnya bisa tidak sah. Ini yang harus kita jaga,” katanya.
Untuk itu, Kementerian Agama memperkuat layanan pembinaan ibadah melalui musytasyar dinni (konsultan ibadah), petugas kloter, serta para pembimbing dari KBIH. Pendekatan ini dilakukan secara menyeluruh dari tingkat bawah hingga atas, agar tidak ada jamaah yang gagal haji karena ketidaktahuan.
Menag menyampaikan, kehadiran Amirul Hajj membawa misi penting untuk memastikan seluruh layanan jamaah haji Indonesia berjalan optimal, termasuk aspek pelayanan dan pembinaan ibadah.
“Sebelum berangkat, kami sudah lakukan pertemuan internal, briefing kepada anggota Amirul Hajj. Kami tegaskan bahwa pelayanan jamaah bukan hanya logistik dan fasilitas, tapi juga pemahaman mendalam tentang rukun dan syarat ibadah,” ujar Menag.