Menurutnya keberadaan pembimbing wanita sangat bermanfaat bagi jemaah haji wanita. "Mungkin di sana nanti ada jemaah yang datang bulan, menjaga mahram, kita membimbing adab kesucian mereka," terangnya.
Jauharoh menceritakan awal mula dia menjadi pembimbing haji. Sebelum menjadi pembimbing ibadah haji pada tahun 2001, dia sudah pernah berhaji dua kali. Saat itu KBIH masih sedikit sekali, belum seperti sekarang.
"Dari pengalaman saya, jumlah petugas dari pemerintah dengan jumlah jemaah di tiap kloter sebenarnya masih sedikit. Butuh pembimbing yang membantu jemaah selama prosesi rangkaian ibadah haji," jelasnya.
Dari pengalaman tersebut, dirinya ingin memberikan ilmu yang ia miliki. "Yang berangkat haji itu macam-macam orangnya. Tidak semuanya bisa ngaji, tidak semuanya ngerti agama. Kami mengajarkan jemaah haji yang mana rukun haji, yang mana sunnah yang mana wajib. Sehingga jemaah haji bisa melaksanakan rangkaian ibadah haji dengan baik dan benar," terang wanita yang mulai merintis usaha KBIH nya ini dengan cara door to door.
Jauharoh pun akhirnya bersama almarhum suaminya bertekad memberikan bimbingan ibadah haji. Dia sendiri sangat menikmati tugasnya tersebut karena dia memang menyukai dunia pengajaran. Dari pengalamannya selama ini yang paling membutuhkan perjuangan adalah melayani jemaah yang sakit atau sudah tua tanpa pendamping.