Oleh sebab itu, dalam rangka penguatan produk halal nasional dan menjadikan Indonesia sebagai produsen produk halal terbesar tahun 2024. BPJPH Kemenag mendukung program sekolah ekspor dan memastikan pihaknya selalu siap bersinergi dengan sejumlah pihak termasuk melalui akselerasi sertifikasi halal yang menjadi syarat ekspor produk ke berbagai negara.
"Penguatan produk halal nasional adalah komitmen kita bersama. Bapak Wakil Presiden telah mendorong seluruh pemangku kepentingan industri untuk dapat memanfaatkan potensi pasar halal Indonesia dengan meningkatkan ekspor produk halal. Targetnya, pada 2024 Indonesia menjadi produsen produk halal terbesar di dunia,"jelas Mastuki.
Mantan juru bicara Kemenag ini juga terus berkoordinasi dengan berbagai perguruan tinggi dalam pengembangan ekosistem halal. Di antaranya, peran melalui pusat kajian halal, riset di bidang halal, Lembaga Pemeriksa Halal, institusionalisasi kajian halal melalui pembukaan prodi halal, pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi, hingga pelatihan SDM halal seperti manajer halal, penyelia halal, auditor halal, pendamping halal, pengawas halal, juru sembelih halal, chef halal, bahkan eksportir halal, dan sebagainya.
Sementara itu, Kepala Sekolah Ekspor Handito Joewono menyebut Sekolah Ekspor merupakan kolaborasi bersama antara pemerintah dan dunia usaha untuk mencetak eksportir baru. Pada tahun 2030, ditargetkan akan ada 500.000 eksportir baru yang dicetak oleh Indonesia.
"Pada Sekolah Ekspor UKM dan Ekonomi Kreatif, tersedia pelatihan ekspor berjenjang dan bersertifikasi dari BNSP bagi peserta yang telah memenuhi persyaratan. Ada tiga jenjang yang tersedia, yaitu level pengenalan ekspor, level ekspor dasar, dan level ekspor lanjutan"imbuhnya. (TIA)