Selain itu, kepada para pembimbing haji, Arsyad meminta agar memberikan latihan-latihan fisik kepada jamaah dalam pembinaan manasik ke depan.
"Saya meminta di samping kita memberikan manasik yang sifatnya baca-bacaan, zikir, tahmid, tahlil, tasbih atau doa-doa. Saya minta para pembimbing membina jamaah itu latihan fisiknya," katanya.
Menurutnya hal ini penting dilakukan mengingat seluruh rangkaian ibadah haji seyogyanya membutuhkan kondisi yang fit. Di antaranya seperti melaksanakan mabit di Mina, lempar jumrah hingga wukuf di Arafah.
"Malah kalau saya melihat ibadah haji ibadah fisiknya lebih dominan maka pelatihan yang sifatnya fisik itu menurut saya harga yang tidak bisa ditawar lagi," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pelaksana Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Fadlul Imansyah mengatakan pembimbing haji dan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) mempunyai peran yang strategis dalam membina jemaah haji dan umrah saat ini.
Di samping besarnya jumlah jamaah yang dibina, juga kedekatan emosional yang dimiliki juga menjadi modal untuk dapat mengarahkan jamaah haji kearah pembinaan manasik yang lebih baik.
"Pembimbing haji dapat memberikan pemahaman dari sudut pandang hukum fiqih, di mana umrah tidak menggugurkan kewajiban berhaji. Sehingga niat terus berhaji tentunya akan lebih menyempurnakan keimanan bagi seorang muslim,"katanya.
Sebagai informasi, Kemenag telah mengumumkan kuota haji Indonesia tahun 2023 sebanyak 221.000 jamaah. Kuota terdiri atas 203.320 jamaah haji reguler, 17.680 jamaah haji khusus, dan 4.200 kuota petugas.
Adapun Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 1444 H/2023 M sebesar Rp90.050.637,26. Komposisi BPIH pun terdiri dari Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) yang ditanggung jemaah sebesar Rp49.812.700,26 (55,3%). Sedangkan penggunaan nilai manfaat hasil pengelolaan dana haji sebesar Rp40.237.937 (44,7%).
(FRI)