"Maksud saya, konsep Al-Qur’an model seperti ini bisa kita implementasikan dalam buku pintar yang isinya orang ingin tahu tentang haji, akomodasi, transportasi, katering, manasik, advokasi dan banyak pertanyaan lainnya," kata Arsad.
Pasalnya, kata Arsad, hal sederhana seputar pendaftaran, pelimpahan porsi, cara melihat estimasi keberangkatan saja menjadi informasi penting bagi calon jemaah haji. Arsad berharap masing-masing bidang layanan melakukan inventaris untuk melengkapi buku pintar tentang haji.
"Itu kalau kita buat dan kita kirim ke masing-masing Kanwil Kemenag kabupaten/kota hingga KUA, itu luar biasa dan sangat bermanfaat sekali. Dan ini juga penting buat advokasi dan sosialisasi,"tuturnya.