Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW. menganjurkan bagi umatnya untuk menyegerakan dalam membayar utang. Hal ini seperti yang diriwayatkan dalam HR. Muslim (Imam Abu Husaini Muslim bin Al-HajazAn-Naisaburi, Juz. 5: 30)
“Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Muhammad berkata, telah menceritakan kepada kami 'Utsman bin 'Umar berkata, telah mengabarkan kepada kami Yunus dari Az Zuhri dari 'Abdullah bin Ka'b bin Malik dari Ka'b, bahwa ia pernah menagih hutang kepada Ibnu Abu Hadrad di dalam Masjid hingga suara keduanya meninggi yang akhirnya didengar oleh Rasulullah SAW., yang berada di rumah.
Beliau kemudian keluar menemui keduanya sambil menyingkap kain gorden kamarnya, beliau bersabda: Wahai Ka'b!” Ka'b bin Malik menjawab: Wahai Rasulullah, aku penuhi panggilanmu. Beliau bersabda: Bebaskanlah hutangmu ini. Beliau lalu memberi isyarat untuk membebaskan setengahnya. Ka'b bin Malik menjawab, sudah aku lakukan wahai Rasulullah." Beliau lalu bersabda (kepada Ibnu Abu Hadrad): Sekarang bayarlah.”
Itulah hukum utang piutang dalam Islam yang perlu Anda pahami agar tidak ada kekeliruan. Pada dasarnya, utang piutang diperbolehkan dalam Islam sepanjang dilakukan untuk kebaikan dan asas tolong menolong. Namun, utang adalah sesuatu yang harus dibayarkan dan bahkan Rasulullah SAW. menyuruh kita untuk menyegerakan dalam membayar utang.