Lokasi pesantren tempat santri menghafal Al-Qur’an ini jauh dari keramaian. Keadaan tempat tidur para santri hanya terbuat dari bilik bambu yang hampir roboh. Selain itu, para santri juga harus tidur berdesakan. Sarana sanitasi pun berupa bilik yang ditutup pakai seng. Bangunan pesantren ini belum pernah direnovasi sejak berdiri karena terkendala biaya.

(Foto: Santri Pondok Pesantren Darurrosyidin saat berfoto di depan bangunan belajar yang tampak sudah bolong).
Kondisi ini juga dialami Pondok Pesantren Darurrosyidin di Dusun Makarti, Desa Tolo’oi Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dinding ruang kelas pesantren ini terbuat dari papan yang sudah mulai berlubang, bahkan sebagian besar jendela telah rusak.
Dzikran dari Aksi cepat Tanggap (ACT) cabang Nusa Tenggara Barat mengatakan, meskipun kondisi bangunan tempat belajar memprihatinkan, para santri tetap semangat menuntut ilmu.
“Pihak pengelola ingin memperbaiki agar santri belajar dengan nyaman. Namun sebagian besar dari mereka bekerja sebagai buruh tani, sangat sulit untuk membiayai pembangunan renovasi ponpes tersebut,” ujarnya. (Adv)