Mantan Wakil Menteri Pariwisata RI ini juga mengakui masih ada masyarakat yang keliru paham tentang wisata halal. Mereka khawatir wisata halal akan memberangus kearifan lokal.
Karena itu, menurutnya, keliru paham tentang wisata halal ini harus diluruskan. Menurutnya, wisata syariah atau wisata halal bukanlah upaya Islamisasi wisata sehingga semua hal dalam lingkungan wisata tersebut disesuaikan dengan nilai-nilai syariah.
"Cuma kata-kata halal itu orang tuh takut dikonotasikan jadi versinya. Masih ada yang ragu-ragu bahwa halal tourism itu membahayakan, akhirnya ada yang bilang oke kalau begitu diganti namanya jadi moslem friendly tourism. Jadi definisi
wisata halal itu belum friendly," pungkasnya. (NIA)