"93 sen per liter memang asumsi kita pakai adalah kemungkinan penurunan sisi avtur. Walau tahun lalu kita kerugian akibat kenaikan harga avtur pada musim haji, kita angka 84 sen per liter, ternyata capai puncaknya di 112 sen per liter. Jadi asumsi kita pakai 93 sen, jauh di bawah harga hari ini 97 sen," jelas dia.
Kemudian yang kedua, lanjut dia, pihaknya juga sepakat dengan Kemenag dan BPKH untuk menggunakan asumsi kurs Rp15.150 per dolar AS. Nantinya, asumsi kurs ini akan digunakan untuk membayar sewa pesawat, perawatan pesawat, dan harga avtur.
"Mohon maaf memang banyak komponen yang sifatnya dolar yang berjalan. Kita enggak bisa misalnya hari ini beli dolar, kemudian bayar sewa pesawat, maintenance dan harga avtur (dengan kurs dolar lain)," tegas Irfan.
Ketiga, terkait harga sewa pesawat yang masih akan sama dengan 2019. Irfan menerangkan, dengan asumsi kondisi normal, seharusnya bisa memperoleh harga pesawat pada hari itu.