Penelitian ini melibatkan lebih dari 250 orang baik yang menderita atau tidak menderita diabetes tipe 2. AI kemudian mencatat frasa di ponsel cerdas mereka enam kali sehari selama dua minggu.
Lebih dari 18.000 rekaman dianalisis untuk lebih dari 14 fitur akustik berbeda, yang berbeda antara penderita diabetes dan non-penderita diabetes. Peserta juga memberikan data kesehatan dasar seperti usia, tinggi badan, dan berat badan.
Menurut Kaufman. teknologi pemrosesan sinyal mampu menangkap nada-nada vokal tertentu yang tidak terdengar oleh telinga manusia. Suara-suara tersembunyi ini memberikan petunjuk yang diperlukan.
“Penelitian kami menggarisbawahi potensi luar biasa dari teknologi suara dalam mengidentifikasi diabetes tipe 2 dan kondisi kesehatan lainnya,” kata Wakil Presiden Klick dan peneliti utama Yan Fossat.
“Teknologi suara dapat merevolusi praktik layanan kesehatan sebagai alat skrining digital yang mudah diakses dan terjangkau," lanjutnya.
Langkah selanjutnya yang dilakukan Klick yaitu mereplikasi penelitian tersebut dan memperluas pencarian vokal untuk mencari pra-diabetes, hipertensi, dan banyak lagi. Temuan ini diharapkan bisa menyelamatkan banyak penderita diabetes.
(FRI)