“Penting untuk menyadari bahwa, secara umum, teknologi ini tidak memengaruhi keseluruhan pekerjaan. Sebenarnya sangat jarang ada robot yang akan muncul, duduk di kursi seseorang dan melakukan segala sesuatu yang dilakukan seseorang dalam pekerjaannya,” kata Michael Chui dari McKinsey Global Institute (MGI), yang meneliti dampak teknologi dan inovasi terhadap bisnis, ekonomi dan masyarakat.
Peneliti Indeed.com menganalisis lebih dari 55 juta lowongan pekerjaan dan menemukan bahwa GenAI dapat melakukan 50% hingga hampir 80% keterampilan yang dibutuhkan dalam 45,7% lowongan pekerjaan tersebut. Dari 34,6% pekerjaan yang terdaftar, GenAI mampu menangani kurang dari 50% keterampilan.
Pekerjaan yang memerlukan keterampilan manual atau sentuhan pribadi, seperti perawat atau dokter hewan, adalah pekerjaan yang paling kecil kemungkinannya terkena dampak AI, kata laporan tersebut.
Dulu, kemajuan teknologi hampir seluruhnya berdampak pada pekerjaan manual. Namun demikian, GenAI diperkirakan paling berdampak besar pada apa yang disebut sebagai pekerja pengetahuan, yang umumnya didefinisikan sebagai orang yang mencari nafkah dengan menciptakan pengetahuan atau pemikir.
Namun, untuk saat ini, AI tampaknya belum siap mencuri pekerjaan siapa pun.