sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Aturan Tarif Twitter Centang Biru Rp125 Ribu Ditunda, Ini Alasannya

Technology editor Indah Mulyani
07/11/2022 13:37 WIB
Twitter menunda pemberlakuan tarif akun centang biru Rp125 ribu sampai parug waktu Pemilu AS.
Aturan Tarif Twitter Centang Biru Rp125 Ribu Ditunda, Ini Alasannya (Dok.MNC)
Aturan Tarif Twitter Centang Biru Rp125 Ribu Ditunda, Ini Alasannya (Dok.MNC)

IDXChannel - Aturan biaya verifikasi pengguna centang biru Twitter dikabarkan ditunda sampai setelah paruh waktu pemilihan umum (Pemilu AS), Selasa (8/11) besok. 

Pertimbangan penundaan sehari peluncuran akun centang biru Twitter ini sebenarnya wajar. Sebab, banyak pengguna dan karyawan Twitter khawatir bahwa fitur centang biru itu akan dimanfaatkan oleh para politisi. 

Terlebih lagi pengguna dapat dengan mudah membuat akun terverifikasi centang biru. Misalnya, orang bisa berpura-pura sebagai Presiden Biden atau sebagai anggota parlemen atau situs berita. Lantas, menerbitkan informasi palsu tentang pemungutan suara. Dampaknya akan berbahaya dan membuat kekacauan. 

Lewat saluran internal Slack pada hari Sabtu kemarin, seorang karyawan Twitter bertanya mengapa Twitter  membuat perubahan yang berisiko sebelum pemilihan, yang berpotensi menyebabkan gangguan pemilihan.

Dikutip dari New York Times, Senin (7/11), sebelumnya Twitter memang sudah merilis fitur akun akun centang biru sebesar USD8 atau sekitar Rp125 ribu dengan nama Twitter Blue. 

“Akun Anda bisa mendapat tanda centang biru, sama seperti selebriti, perusahaan, dan politisi yang sudah Anda ikuti.” 
Lalu, manajer yang mengerjakan proyek centang biru berbayar menanggapi keesokan harinya bahwa Twitter akan menunda aturan fitur Twitter Blue pada 9 November 2022, tepat setelah pemilihan. 

Program Twitter Blue atau centang biru berbayar ini memang dicetuskan oleh Elon Musk setelah ia membeli media sosial tersebut dengan nilai USD44 miliar. Sekitar USD13 miliar diantaranya berasal dari utang. Menurut Musk, Twitter telah lama sekali tidak menguntungkan. Sumber pendapatan dari iklan saat ini juga melemah seiring banyak perusahaan yang mengurangi jumlah iklan di media sosial karena ekonomi global menuju resesi. 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement