"Tapi gini maksud kami sebenarnya bahwa kita juga sambil memonitor dengan kondisi yang ada di pasar. Khawatirnya sekarang ya apalagi dengan kondisi saat ini, ada beberapa pihak yang akhirnya menolak bahan bakar tercampur dengan material lain," kata dia.
Kendati begitu, Yusuf juga menyadari adanya kekhawatiran masyarakat terhadap kandungan etanol di dalam BBM. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya akan memeriksa seluruh komponen kendaraan saat pemilik melakukan perawatan berkala.
"Kita pastikan saat customer melakukan perawatan berkala, teknisi kita langsung memastikan dengan kondisi dari kendaraan pengguna menggunakan scanner. Supaya pada saat memang ada masalah muncul, dari temen-temen diler mengantisipasi terhadap hal yang berpotensi menjadi perusak atau penyebab kerusakan," ujarnya.
Seperti diketahui, pemerintah berencana meningkatkan kandungan etanol dalam BBM sebesar 10 persen (E10). Aturan ini kabarnya akan berlaku pada 2027, setelah sempat gempar akan diterapkan mulai tahun depan.
(Dhera Arizona)