Masalah muncul ketika Belanda baru-baru ini mengambil alih Nexperia, dengan alasan keamanan ekonomi nasional. Beijing membalasnya dengan melarang ekspor chip komputer otomotif.
"China akan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan dimulainya kembali perdagangan dari fasilitas Nexperia di China, yang memungkinkan chip yang penting tersebut untuk mengalir ke seluruh dunia," ujar Gedung Putih dalam lembar fakta yang dirilisnya.
Beijing pada Sabtu mengatakan, pihaknya mempertimbangkan untuk mengecualikan beberapa perusahaan dari larangan ekspor chip tersebut.
Bulan lalu, perusahaan seperti Volvo dan Volkswagen memperingatkan bahwa kekurangan chip dapat menyebabkan penutupan sementara di pabrik mereka, dan Jaguar Land Rover mengatakan bahwa kekurangan chip tersebut merupakan ancaman bagi bisnis mereka. (Wahyu Dwi Anggoro)