sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ini Kendala Sulit Terwujudnya Penerapan Kendaraan Listrik di Area Tambang

Technology editor M Fadli Ramadan
17/09/2023 12:30 WIB
Peralihan kendaraan berbasis fosil menjadi listrik dinilai bukan suatu hal mudah diterapkan di area pertambangan.
Ini Kendala Sulit Terwujudnya Penerapan Kendaraan Listrik di Area Tambang. (Foto MNC Media)
Ini Kendala Sulit Terwujudnya Penerapan Kendaraan Listrik di Area Tambang. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Peralihan kendaraan berbasis fosil menjadi listrik dinilai bukan suatu hal mudah diterapkan di area pertambangan. Sebab, area ini dikenal erat dengan medan dan konturnya yang berat.

“(Kendalanya) charging station pastinya ya, otomatis kita harus menyiapkan. Kedua terkait medan tambang yang berat, kontur jalan, dan lain-lain,” kata General Manager PT Motor Sights Internasional Mohammad Rosyid Setiadi saat ditemui di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Rosyid mengatakan, ada kekhawatiran saat menggunakan kendaraan listrik, baterai akan menghantam jalan yang rusak. Sebab, medan jalan di area pertambangan berbatu dan sewaktu-waktu dapat terpental ke baterai yang biasanya berada di kolong kendaraan.

Namun, Rosyid menerangkan, saat ini sudah ada beberapa perusahaan yang mencoba menggunakan kendaraan listrik. Pihaknya juga sudah mengerahkan dua unit truk tambang yang digunakan untuk mengangkut batu bara.

“Sekarang sudah mulai banyak truk listrik, dan alat berat listrik, mereka mulai mencoba untuk menggunakannya di area pertambangan. Kalau untuk kemampuan tak masalah, karena secara sasis dan lain-lainnya sama (seperti truk konvensional),” ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Portofolio Director for Energy, Engineering & Transport PT Pamerindo Indonesia Lia Indriasari. Menurutnya, kendala tersebut dapat diatasi dengan kerja sama semua pihak.

“Tantangan pertama itu ada di infrastruktur kendaraan listrik. Infrastruktur itu sangat penting untuk alat berat atau kendaraan tambang. Truk tambang itu kan membutuhkan power yang lebih besar,” kata Lia.

Selain itu, para produsen juga harus mencari cara untuk membuat truk listrik yang memiliki tenaga seperti truk konvensional. Pasalnya, ini akan digunakan di area tambang untuk mengangkut hasil bumi yang bobotnya hingga ratusan ton.

“Mereka heavy duty yang tidak hanya sekedar alat untuk mengantarkan manusia dari satu tempat ke tempat lain, ini ada kapasitasnya sendiri yang membutuhkan tenaga lebih besar. Jadi, teknologi baterai pun menjadi tantangan,” ujar Lia.

(YNA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement