IDXChannel - Artificial Intelligence atau Kecerdasan Artifisial (AI) diprediksi mampu mendorong pertumbuhan karir dan gaji pekerja hingga 36 persen. Hal ini diketahui dari hasil riset yang dilakukan Amazon Web Services (AWS).
Dalam riset itu terungkap bila pekerja teknologi mencapai 53 persen dengan 49 melakukan pengembangan. Hal itu terungkap usai survei dilakukan terhadap 1.600 pekerja dan 500 perusahaan.
"Gelombang AI yang tengah menghampiri kawasan Asia Pasifik, tidak terkecuali Indonesia, mengubah cara bisnis beroperasi dan cara kita bekerja. Penelitian kami menunjukkan bahwa masyarakat secara keseluruhan akan mendapat manfaat dari peningkatan produktivitas, yang akan berdampak pada peningkatan gaji bagi pekerja terampil,” kata Director at Access Partnership Abhineet Kaul lewat keterangan tertulisnya, Kamis (7/3/2024).
Dia menambahkan, ada 98 persen pekerja Indonesia mengharapkan adanya keterampilan AI. Selain itu, dalam survei juga mengungkapkan 97% Generasi Z, 98% Millennial, dan 93% Generasi X ingin untuk terampil di bidang AI.
"Kemudian 75% baby boomers, yakni kelompok demografi yang identik dengan usia pensiun, mengatakan bahwa mereka akan mendaftar untuk kursus peningkatan keterampilan AI jika ditawarkan," kata dia.
Sementara dari sisi pengusaha, kata Abhinet, mereka mengharapkan produktivitas organisasi mereka meningkat hingga 57% karena teknologi AI mendorong inovasi dan kreativitas (78%), mengotomatiskan tugas-tugas yang repetitif (77%), dan meningkatkan alur kerja dan hasil (74%).
"Pekerja meyakini bahwa AI dapat meningkatkan efisiensi mereka hingga 58%," katanya.
Perusahaan-perusahaan di Indonesia bersiap untuk fokus sepenuhnya terhadap kecepatan transformasi AI. Hampir semua perusahaan(99%) memperkirakan perusahaan mereka akan menjadi organisasi yang didorong oleh AI pada tahun 2028.
Sementara sebagian besar perusahaan (98%) percaya bahwa departemen IT akan menjadi pihak yang paling diuntungkan. Dalam survei juga memproyeksikan bahwa departemen riset dan pengembangan (97%), operasional bisnis (97%), sales dan pemasaran (96%), keuangan (94%), sumber daya manusia/SDM (91%), dan legal (85%) juga akan mendapatkan manfaat yang signifikan dari AI.
Abhineet melanjutkan, saat ini bertambahnya jumlah organisasi akan memanfaatkan solusi dan tools AI semakin mendalam.
"Ditambah terus bergulirnya inovasi yang didorong oleh AI, menciptakan kebutuhan bagi pengusaha maupun pemerintah untuk membina tenaga kerja yang mampu mengarahkan perkembangan AI saat ini dan pada masa depan," katanya.
Sementara itu, Head of Training and Certification, ASEAN, AWS, Emmanuel Pillai mengatakan, AI Generatif kian berkembang dan mampu menawarkan perkembangan bisnis di Indonesia. Sebab, berguna bagi tenaga kerja di masa depan.
“Dari layanan keuangan hingga konstruksi dan ritel, berbagai industri mengadopsi AI dengan cepat. Itulah sebabnya mengapa tenaga kerja yang berkecakapan AI sangat penting untuk menciptakan budaya inovasi dan meningkatkan produktivitas di Indonesia,” kata Emmanuel.
Melihat itu, Emmanuel menyakini pembelajaran perlu dilakukan untuk meningkatkan keterampilan karyawan dan peserta didik. Sehingga nantinya memahami betul bahwa AI generatif adalah masa depan.
Sejauh ini, talenta yang memiliki keterampilan AI telah diprioritaskan bagi 96% pengusaha di Indonesia. Dengan 67% pengusaha mengindikasikan bahwa mereka tidak tahu cara menjalankan program pelatihan AI untuk tenaga kerjanya. Sementara itu, 54% pekerja mengaku kekurangan pengetahuan tentang program pelatihan AI yang tersedia.
(NIY)