Laporan tersebut, yang salinannya telah ditinjau Reuters, mengatakan bahwa para peretas juga berusaha mengumpulkan informasi intelijen tentang warga negara Rusia yang ditangkap di Ukraina. Tujuannya untuk "membantu orang-orang ini menghindari penuntutan dan memindahkan mereka kembali ke Rusia."
“Kelompok yang kami identifikasi terlibat dalam kegiatan ini adalah bagian dari badan intelijen GRU dan FSB Rusia,” kata Shchyhol.
Kementerian Luar Negeri Rusia dan Dinas Keamanan Federal (FSB) tidak segera menanggapi permintaan komentar tertulis dari Reuters. Badan intelijen militer GRU Rusia tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar.
Shchyhol menolak untuk mengidentifikasi secara pasti unit mana yang menjadi sasaran peretasan tersebut, dengan alasan masalah keamanan. Jumlah insiden keamanan siber yang didokumentasikan oleh SSSCIP tumbuh sebesar 123 pesen dalam enam bulan pertama pada tahun ini dibandingkan dengan paruh kedua 2022, tambahnya.
Para peretas Rusia menargetkan badan-badan pemerintah dan mencoba mendapatkan akses ke server email mereka, kata Shchyhol, tanpa menjelaskan lebih lanjut. Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen peretasan apa pun yang dirinci oleh Shchyhol dan laporannya.