Pada Selasa, Pengadilan Kriminal Internasional (International Criminal Court/ICC) yang berbasis di Belanda, mengatakan telah mendeteksi “aktivitas tidak biasa” di jaringan komputernya pada akhir pekan lalu. Hingga Jumat, masih belum jelas siapa yang berada di balik peretasan tersebut.
Menjelang invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, badan intelijen Barat memperingatkan potensi serangan siber yang dapat menyebar ke tempat lain dan menyebabkan kerusakan “limpahan” pada jaringan komputer global.
Meskipun hanya ada sedikit bukti adanya dampak buruk hingga saat ini, peretasan sering kali dimanfaatkan oleh Rusia bersamaan dengan operasi militernya.
Upaya kelompok peretas intelijen Rusia yang dijuluki Sandworm untuk melancarkan serangan siber yang merusak terhadap jaringan listrik Ukraina digagalkan pada April 2022.
Rusia menyerang infrastruktur energi Ukraina dengan kampanye udara musim dingin tahun lalu yang menyebabkan pemadaman listrik besar-besaran bagi jutaan orang. Shchyhol mengatakan infrastruktur energi juga menjadi sasaran serangan siber dan ia memperkirakan serangan tersebut akan terjadi lagi pada musim dingin ini.
(DKH)