Kinerja BYD yang lesu ini cukup mengejutkan, mengingat ekspansi globalnya yang semakin pesat tahun ini.
Raksasa mobil listrik China ini membuat gebrakan signifikan di pasar-pasar seperti Brasil, yang menyumbang sekitar sepertiga dari penjualan internasionalnya, Australia, Singapura, dan sebagian Eropa.
Morgan Stanley memperkirakan laba per kendaraan BYD kemungkinan turun ke level terendah sejak 2022. Namun, analis JPMorgan dan Citigroup memperkirakan profitabilitas per unit BYD akan membaik di paruh kedua tahun ini, berkat redanya perang harga. (Wahyu Dwi Anggoro)