Dalam keterangan resminya, Google Indonesia beralasan, memang tidak semua aplikasi dikenakan tarif yang sama.
Menurut Google, tidak ada tarif layanan tunggal karena developer beroperasi di berbagai industri yang memerlukan tingkat dukungan berbeda untuk membangun bisnis yang berkelanjutan.
Google juga menyebutkan akan memastikan bahwa developer memiliki akses ke alat-alat terbaru untuk membantu mengembangkan bisnis, seperti pengoptimalan listing di app store dan proses penyediaan aplikasi, pengujian beta, serta analisis.
“Sebagai wujud komitmen kepada Indonesia, kami memiliki berbagai inisiatif dan program pelatihan keterampilan untuk developer. Sampai saat ini, inisiatif-inisiatif kami telah melatih 200 ribu developer secara nasional,” kata Humas Google Indonesia dalam keterangan resmi tertulis ke IDXChannel.com, pada 14 Oktober 2022.
Namun, dampak berbeda dirasakan oleh executive startup Indonesia. Menurut salah seorang executive startup yang dihubungi tim IDX Channel menyebutkan, alasan potongan biaya 30 persen untuk pengembangan aplikasi yang disebutkan Google tidak masuk akal dan belum sepenuhnya terealisasi.
“Kalaupun ini memang diperuntukkan bagi pengembangan platform, kita juga ngerasa gak ada perubahan signifikan untuk platform dan developer dari sebelum ada kebijakan ini hingga setelah kebijakan ini diterapkan,” ujarnya kepada tim IDX Channel baru-baru ini.
Dianggap ‘Mau Untung Sendiri’
Executive startup itu juga menyayangkan adanya potensi integrasi vertikal, di mana kebijakan ini akan menguntungkan ekosistem bisnis yang dimiliki Google sendiri.
Menurut mereka, ada beberapa produk Google yang seharusnya terdampak kebijakan pemotongan 30 persen, namun dalam prakteknya kebal dari kebijakan ini.
Menurut executive perusahaan rintisan RI tersebut, ini merupakan cara Google untuk memaksimalkan keuntungan bagi platform mereka sendiri. Hal ini karena platform mereka bisa menjadi besar tanpa harus membayar dan karena dominasi terhadap sistem android yang cukup kuat.
“Unit bisnis Google seperti Google Suits, Cloud, hingga Gmail tidak perlu menaikkan harga produk sementara platform independen harus menaikkan harga untuk memenuhi kebijakan 30 persen ini dan ini berdampak pada pergeseran dinamika pasar. Ujung-ujungnya, yang mematok tarif mahal akan tidak laku. Akhirnya, yang akan diuntungkan ya produk-produk mereka” ujarnya.
Kondisi ini senada dengan gugatan yang dilayangkan Departemen Kehakiman AS terhadap Google.
Diketahui bahwa Google selama ini telah membayar miliaran dolar setiap tahun kepada produsen alat telekomunikasi seperti Apple, Samsung Electronics dan raksasa telekomunikasi lainnya untuk secara ilegal mempertahankan posisinya sebagai mesin pencari atau search engine pada sistem Android hingga IOS.
Cengkraman digital Google memang tak main-main. Berdasarkan dokumen yang diperoleh tim IDX Channel, Google memang menjadi pemain utama mesin pencarian yang menguasai pasar sekitar 80 persen secara global.
Posisi Google juga mengalahkan para pesaing mesin pencari lainnya. Sebut saja Microsoft hingga Yahoo yang popularitasnya kalah saing dari Google di era modern ini. (Lihat gambar di bawah ini.)
Perjalanan Ekosistem Bisnis Mesin Pencari Digital (Search Engine) 1989-2021
Sumber: Departemen Kehakiman AS
Menurut dokumen Departemen Kehakiman AS, Google kini menjadi perusahaan terkaya di planet bumi dengan nilai pasar mencapai USD1 triliun dan pendapatan melebihi USD160 miliar.
Jika merujuk pada laporan keuangan induk Google, Alphabet Inc, pendapatan utama Google dari Google Services--yang mencakup layanan GPB--mencapai USD62,8 miliar hingga Juni 2022 atau setara Rp977,23 triliun (kurs Rp 15.561 per USD). Sementara, di tahun 2021 hanya mencapai USD57,06 miliar. (Lihat tabel di bawah ini.)
Sumber: Alphabet
Google Services mencakup produk dan layanan seperti iklan, Android, Chrome, perangkat keras, Google Maps, Google Play, Penelusuran, dan YouTube.
Google Services menghasilkan pendapatan terutama dari iklan, penjualan aplikasi dan pembelian dalam aplikasi, produk konten digital, dan perangkat keras, hingga produk berbasis langganan seperti YouTube Premium dan YouTube TV.