sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pelopor AI Hengkang dari Google, Khawatir Bahaya Kecerdasan Buatan di Masa Depan

Technology editor Anjasman Situmorang
03/05/2023 01:00 WIB
Salah satu pelopor kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), Geoffrey Hinton, pamit dari raksasa teknologi Google pada April 2023.
Pelopor AI Hengkang dari Google, Khawatir Bahaya Kecerdasan Buatan di Masa Depan. Foto: MNC Media.
Pelopor AI Hengkang dari Google, Khawatir Bahaya Kecerdasan Buatan di Masa Depan. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Salah satu pelopor kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), Geoffrey Hinton, pamit dari raksasa teknologi Google pada April 2023. 

Keputusannya ini justru diambil di saat perkembangan AI lagi gencar-gencarnya dikembangkan oleh berbagai perusahaan.

Bukannya senang dengan kondisi tersebut, pria yang dijuluki "Godfather of AI" itu justru merasa khawatir dengan potensi bahaya AI di masa depan karena dapat melampaui kemampuan otak. Namun, Hinton meyakini sebuah sistem mumpuni yang akan hadir tidak akan setara dengan pemikiran manusia.

"Lihatlah bagaimana lima tahun yang lalu dan sekarang. Ambil bedanya dan sebarkan ke depan. Itu menakutkan," kata Hinton kepada The New York Times, dilansir Selasa (2/5/2023).

Perjalanan Hinton dalam mengembangkan AI pada era 70-an ketika ia masih menjadi mahasiswa pascasarjana di Universitas Edinburgh. Kala itu Hinton tertarik dengan gagasan jaringan saraf atau neural networks.

Setelah menjadi profesor, pada 2012 Hinton bersama dua muridnya menciptakan sebuan terobosan jaringan saraf untuk menganalisis gambar dan mengidentifikasi item umum lainnya dalam foto.

Tertarik dengan konsep yang dibuatnya, Google mengakuisisi perusahaan Hinton, DNN Research dan bekerja sama untuk mengembangkan teknologi tersebut. Namun belakangan pandangan Hinton terkait AI semakin berubah.

Hinton mengatakan bahwa saat ini perusahaan berlomba memanfaatkan sistem AI yang kuat dan berpotensi menjadi semakin berbahaya. Google dan raksasa teknologi lainnya telah terlibat dalam persaingan yang menurut Hinton tak mungkin dihentikan, demikian seperti dilansir dari TechSpot, Selasa (2/5/2023).

"Sebenarnya saya pergi agar saya bisa bicara tentang bahaya AI tanpa mempertimbangkan bagaimana dampaknya terhadap Google. Google telah bertindak sangat bertanggung jawab," tulis Hinton dalam akun Twitter pribadinya @geoffreyhinton.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement