IDXChannel - Tim ilmuwan dan peneliti Prancis dilaporkan telah menghidupkan kembali 'Virus Zombie' yang berusia hampir 50.000 tahun dan terkubur di bawah danau beku di Rusia.
Menurut sebuah laporan New York Post, setelah menghidupkan kembali 'Virus Zombie', para ilmuwan tersebut telah memicu kekhawatiran akan adanya pandemi lain.
Laporan itu juga menunjukan, bahwa penyakit yang mungkin disebabkan oleh kebangkitan virus kuno yang tidak diketahui akan jauh lebih berbahaya.
Lantas bagaimana para ilmuwan menghidupkan kembali virus prasejarah? Hal itu mengacu pada tanah permafrost atau tanah beku permanen yang akan tetap beku selama ribuan tahun, dan mencakup hampir 25 persen dari seluruh belahan bumi utara.
Sebuah laporan mencatat, bahwa pemanasan global secara permanen dapat mencairkan bongkahan besar permafrost yang pada akhirnya menyebabkan pelepasan bahan organik termasuk kuman mematikan yang tetap membeku hingga satu juta tahun.
Ilmuwan tersebut menyebutkan, selain virus yang tetap tidak aktif sejak zaman prasejarah, bagian dari bahan organik itu juga termasuk mikroba seluler yang dihidupkan kembali.
Menurut laporan itu, para peneliti mungkin secara tidak sengaja menghidupkan kembali beberapa 'Virus Zombie' ini saat menyelidiki mikroba lain dari permafrost Siberia.
Di antara semua mikroba yang ditemukan dalam penelitian tersebut, Pandoravirus Yedomayang berusia 48.500 merupakan virus beku tertua yang tercatat telah kembali ke bentuk yang berpotensi menginfeksi makhluk lain.
Sebelumnya, rekor tersebut dipegang oleh virus berusia 30.000 tahun lainnya, yang diidentifikasi di Serbia oleh peneliti yang sama di 2013.
Laporan itu mencatat, bahwa Pandoravirus merupakan salah satu dari 13 virus yang dijelaskan oleh para peneliti. Virus tersebut ditemukan di berbagai tempat, dari mulai bulu mammoth hingga usus serigala Siberia, dan di dasar danau di Rusia.
Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, para ilmuwan dilaporkan menyimpulkan bahwa semua 'virus zombie' berpotensi menular dan menimbulkan bahaya kesehatan.