Tujuan dari Rashid sendiri yakni untuk melakukan berbagai pengamatan selama satu hari di bulan (sekitar 14 hari di Bumi). Selain itu, robot kecil juga membawa berbagai kamera sekaligus instrumen yang dirancang agar membantu mengkarakterisasi lingkungan permukaan bulan dengan muatan listrik.
Kinerja pada Rashid didukung oleh program pembelajaran mesin dalam misi ini dikembangkan pada perusahaan Kanada, Mission Control Space Services. Sebagai bagian dari misi M1, hal tersebut juga bersejarah dengan belum pernah ada sistem AI "deep learning" yang pernah melakukan perjalanan di luar orbit Bumi sebelumnya.
Dalam foto tersebut, terdapat foto luar biasa dari kamera dalam pesawat pendarat Mission 1. Nampak Bumi terbit dari Bulan ketika terjadi gerhana matahari, dipotret melalui kamera pendarat pada ketinggian sekitar 100 km dari permukaan Bulan. (1/2) pic.twitter.com/pNSI4lPnuxApril 24, 2023.
Pada sumber yang sama, Jika berjalan sesuai rencana, kegagalan tersebut hanya menjadi hambatan kecil pada perjalanan ke luar angkasa.
Tujuan utama dari perusahaan tersebut untuk meluncurkan misi pendaratan di bulan yang kedua dan ketiga pada tahun 2024 dan 2025.
Sementara ispace terus meningkatkan layanan transportasi Bumi-bulan darinya, bahkan menargetkan dua misi permukaan bulan per tahun pada masa mendatang agar dapat membantu mengembangkan ekonomi luar angkasa.