IDXChannel - Alarm peringatan terkait kecerdasan buatan sudah mencapai puncaknya dalam beberapa bulan terakhir. Belum lama ini, terdapat lebih dari 300 pemimpin industri mengeluarkan surat berisi ancaman bahaya AI yang menyebabkan kepunahan manusia sehingga hal ini dianggap sama seriusnya dengan "pandemi maupun perang nuklir".
Dilansir dari The Guardian, berbagai istilah seperti "kiamat AI" telah memberikan gambaran fiksi ilmiah berupa pengambilalihan oleh robot, lalu sebenarnya seperti apa skenario tersebut? Realitanya, menurut para ahli, kemungkinan besar bakal lebih panjang dan cenderung lebih sinematik bukan bom nuklir, melainkan kemerosotan pada area-area dasar masyarakat.
"Saya rasa yang perlu dikhawatirkan bukanlah AI yang berubah menjadi jahat atau AI yang memiliki keinginan jahat," ungkap Direktur Inisiatif Keamanan Kecerdasan Buatan di Universitas California Berkeley, Jessica Newman.
"Bahayanya berasal dari sesuatu yang jauh lebih sederhana, yaitu orang mungkin memprogram AI untuk melakukan hal-hal yang berbahaya, atau kita akhirnya menyebabkan kerusakan dengan mengintegrasikan sistem AI yang secara inheren tidak akurat ke dalam lebih banyak domain masyarakat."
Namun, bukan berarti kita tak perlu khawatir. Walaupun skenario pemusnahan umat manusia sepertinya mustahil terjadi, tetapi AI berkemampuan tinggi mempunyai kapasitas dalam mengacaukan peradaban melalui peningkatan informasi yang salah, manipulasi terhadap pengguna manusia, hingga transformasi besar-besaran di pasar tenaga kerja seiring dengan pengambilalihan pekerjaan oleh AI.