Meski tidak diperlihatkan sejumlah gambar sebelumnya, tetapi AI mampu melakukan hal tersebut walau tidak dilatih dengan cara apa pun untuk membuat hasilnya.
"Kami benar-benar tidak menyangka akan mendapatkan hasil seperti ini," ujar Takagi.
Tidak hanya itu, ia pun menegaskan bahwa terobosan ini bukan berarti AI bisa membaca pikiran, melainkan hanya dapat menghasilkan gambar yang sudah dilihat oleh seseorang.
"Ini bukan membaca pikiran," tegasnya.
"Sayangnya, ada banyak kesalahpahaman tentang penelitian kami. Kami tidak bisa memecahkan kode imajinasi atau mimpi; kami pikir ini terlalu optimis. Namun, tentu saja, ada potensi di masa depan," lanjutnya.
Dari sumber yang sama, kendati demikian, perkembangan tersebut menimbulkan kekhawatiran terkait bagaimana penggunaan teknologi tersebut di masa depan mengingat adanya perdebatan yang lebih luas tentang risiko terhadap AI secara umum.
Terlepas dari rasa antusiasnya, Takagi pun mengaku kekhawatiran seputar teknologi pembaca pikiran itu bukan tanpa alasan, apalagi dengan adanya kemungkinan penyalahgunaan oleh beberapa pihak yang berniat jahat atau tanpa persetujuan.