Hal senada juga disampaikan oleh Deputy EVP Digital Technology and Platform Business Telkom Indonesia, Ari Kurniawan. Menurutnya, AI dapat menarik tingkat modal secara signifikan, sehingga penerapannya dibutuhkan bagi banyak industri di dunia.
Meski begitu, Ari menambahkan, harus ada strategi nasional untuk penerapan AI, mengingat Indonesia masih tertinggal dalam penggunaannya. Selain itu, juga perlu adanya aturan atau regulasi yang mengatur penggunaan AI untuk menghindari dampak negatifnya.
"Jadi harus ada aturan terkait investasi, kompetisi, hingga keberlangsungan bisnis AI. Aturan ini juga untuk mengukur dampak positif dan menghindari dampak negatif dari pemanfaatan AI," ujarnya.
Dalam momen yang sama, CEO Glair, William Lim mengatakan, penerapan AI ini dapat digunakan di berbagai bidang, seperti customer support, recruitment, training, hingga debt collector. Bahkan di sektor keuangan, AI bisa dimanfaatkan sebagai penagih utang.