Namun, usulan ini masih menunggu persetujuan para pemegang saham Tesla.
“Musk tidak memiliki skema penghargaan jangka panjang yang mampu mengikat fokusnya pada Tesla. Saatnya mengubah itu,” tulis Robyn Denholm dan Kathleen Wilson-Thompson, anggota dewan Tesla dalam surat kepada pemegang saham.
Musk, yang saat ini berstatus orang terkaya di dunia dengan kekayaan sekitar USD430 miliar menurut Forbes, akan mencetak sejarah sebagai eksekutif pertama dengan kekayaan lebih dari USD1 triliun jika target tersebut tercapai.
“Ini memberi insentif Musk untuk terus meningkatkan nilai pasar Tesla dan menjaga pengembalian bagi pemegang saham. Paket ini juga mengurangi risiko jika Musk meninggalkan Tesla,” kata analis Morningstar, Seth Goldstein.
Namun, paket gaji jumbo ini datang di tengah sorotan hukum. Pada 2018, Tesla pernah mengusulkan paket kompensasi USD50 miliar, tetapi dua kali dibatalkan oleh pengadilan Delaware karena dinilai sarat konflik kepentingan dan dominasi pengaruh Musk terhadap dewan. Musk kini tengah mengajukan banding atas putusan tersebut.
Di sisi lain, Tesla menghadapi tekanan kinerja. Laba perusahaan anjlok 16 persen pada kuartal II-2025, seiring meningkatnya persaingan di industri kendaraan listrik dan polemik politik Musk yang sempat memicu kontroversi publik.
(DESI ANGRIANI)