"Kami akan memiliki kepemilikan baru, struktur modal yang disederhanakan dan kemampuan untuk beroperasi tanpa kewajiban lama yang selama ini membebani bisnis kami."
Situasi memilukan yang dialami Vice membuat awan badai di industri media digital semakin gelap. Sebelumnya, pada bulan lalu, BuzzFeed News sebagai pemenang Hadiah Pulitzer ditutup menyusul pemutusan hubungan kerja (PHK) yang berdampak pada 15 persen karyawan perusahaan. Kemudian, MTV News pun baru saja ditutup setelah pemutusan hubungan kerja (PHK) yang berdampak pada 25 persen pekerja di perusahaan induknya, Paramount. Sedangkan Vice sendiri, belakangan ini perusahaan juga telah membatalkan program TV-nya, "Vice News Tonight", ditambah dengan berbagai program vertikal seperti Vice World News, Vice Audio, dan Waypoint.
Namun, sebenarnya bukan masalah keuangan Vice yang menjadi cerminan murni dari bisnis media pada umumnya. Melainkan, kombinasi pilihan manajemen buruk di era "pivot-to-video", sekaligus lingkungan kerja "klub anak laki-laki" perusahaan secara keseluruhan, menimbulkan badai sempurna terhadap kemerosotan Vice. Mereka juga melakukan kesalahan manajerial fatal hingga diduga memupuk budaya pelecehan seksual.
Mendapati tuduhan tersebut, pendiri dan CEO Shane Smith memutuskan mengundurkan diri, walau ia mengaku tidak mengetahui jika presiden Andrew Creighton diduga telah membayar seorang karyawannya guna menyelesaikan klaim pelecehan seksual; sementara itu, suksesor Smith, Nancy Dubuc, juga mengundurkan diri secara mengejutkan pada Februari lalu seiring dengan gejolak keuangan perusahaan.
Sedangkan salah satu pendiri Vice, Gavin McInnes, yang hengkang dari perusahaan tersebut tahun 2008, kemudian membentuk Proud Boys, sebuah kelompok sayap kanan.
Berdasarkan data laporan keuangan Vice, perusahaan tersebut memiliki utang sekitar USD834 juta.