Memahami Perbedaan Book Building dan Pooling dalam Investasi Saham

IDXChannel - Perbedaan bookbuilding dan pooling dalam investasi IPO saham sangatlah beda tipis. Karena itu banyak investor baru yang kemudian sering kali tertipu dengan dua istilah ini.
Seperti diketahui perbedaan bookbuilding dan pooling terlihat jelas. Keduanya juga memiliki makna tersendiri yang kerap tidak disadari oleh para investor. Hal ini disebabkan harga saham keduanya berbeda.
Lalu apa perbedaan bookbuilding dan pooling? Simak penjelasannya sebagai berikut :
Book Building
Book building sendiri diartikan ajakan baik secara langsung maupun tidak dengan menggunakan prospektus awal yang bertujuan untuk mengetahui minat calon investor atas efek yang ditawarkan oleh perusahaan. Book building juga akan menciptakan perkiraan harga penawaran efek.
Pada bagian ini, investor di masa penawaran dan harga penawaran perdana digunakan oleh emiten dan underwriter. Dengan demikian, semakin tinggi minat investor terhadap saham, maka harga saham peradabannya makin tinggi. Hanya saja masa itu biasanya hanya ada satu kali.
Selain itu, bila Anda melakukan pemesanan pada masa book building. Tentunya ada pemesanan yang harus dipenuhi. Karena itulah, Anda harus memiliki dana yang cukup untuk memenuhi batas minimal jumlah pesanan itu.
Karena itu Anda bahkan tidak bisa mendapatkan satu lot saham pun lantaran permintaan yang sangat tinggi dan jumlah lembar saham yang terbatas selama masa book building ini.
Adapun hal yang perlu Anda perhatikan dalam pemesanan di masa penawaran awal atau book building ini adalah harga pesanan. Jika harga pesanan berada di bawah harga pembentukan, maka pesanan Anda akan dibatalkan (dropped) secara otomatis oleh sistem e-IPO.
Namun, jika harga pesanan Anda lebih tinggi, maka harga pesanan Anda akan diteruskan dengan harga pembentukan atau harga IPO. Selain itu, jika pesanan Anda tidak didukung dengan dana atau efek yang mencukupi sesuai dengan pesanan di rekening efek Anda, maka keikutsertaan Anda dibatalkan.
Pooling
Hal tidak jauh berbeda juga terjadi pada pooling. Pooling sendiri dikenal sebagai penjatahan terpusat bagi investor dengan cara mengumpulkan seluruh pemesanan, dan kemudian mendapat jatah secara seimbang dan berlaku jika investor membeli saham IPO di situs e-IPO.
Bagaimana Cara Menentukan Saham Undervalue?
Sistem pooling allotment (penjatahan terpusat) telah diatur dalam BEI No IX.A.7. Adapun arti penjatahan terpusat adalah mekanisme penjatahan efek yang dilakukan dengan cara mengumpulkan seluruh pemesanan efek (pooling) lewat perusahaan sekuritas. Kemudian mendapat jatah sesuai dengan prosedur sebagaimana diatur dalam beleid tersebut.
Apabila terjadi kelebihan pemesanan (oversubscribed), jatah dan sisa pembayaran akan dikembalikan. Untuk skema ini, pemesanan dilakukan dengan menggunakan formulir pemesanan asli.
Pemesanan disampaikan melalui Perusahaan Efek yang menjadi anggota sindikasi Penjaminan Emisi Efek dan atau agen penjualan Efek. Selanjutnya pemesanan dilakukan sesuai prosedur masing-masing Perusahaan Efek.
Catatan saja, pastikan calon investor telah memiliki Single Investor Identification (SID), Sub Rekening Efek (SRE) dan Rekening Dana Nasabah (RDN).
Perbedaan Book Building dan Pooling
Dengan demikian perbedaannya, nasabah yang membeli melalui bookbuilding bisa menentukan harga saham untuk pasar primer. Karena itu surat pernyataan yang diisi oleh nasabah melalui bookbuilding selain jumlah lembar saham yang ingin dibeli juga harga yang diinginkan. Sedangkan pooling hanya mengisi jumlah lembar.
Itulah penjelasan perbedaan book building dan pooling dalam investasi saham. Bisa dipastikan pada book building kita bisa menentukan harga saham yang nantinya kita beli. Sementaran pooling kita hanya bisa memesan lembaran saham.