Kurnia Nadya
IDXChannel—Apa itu actual total loss? Istilah ini kerap ditemui pada beragam produk asuransi. Secara sederhana, artinya adalah kerugian yang terjadi ketika barang atau properti yang dilindungi asuransi rusak total.
Dilansir dari Investopedia (4/8), suatu properti dianggap mengalami actual total loss ketika kerusakannya begitu parah sehingga tidak bisa diperbaiki untuk digunakan kembali. Seringkali, actual total loss berakibat pada penanggungan kerugian secara maksimal dari pihak asuransi.
Beberapa orang atau perusahaan akan mengasuransikan propertinya untuk mencegah kerugian besar yang mesti ditanggung sendiri jika terjadi kerusakan. Adapun objek yang bisa diasuransikan antara lain rumah, gedung, bangunan pabrik, kapal, alat-alat berat, dan sebagainya.
Objek-objek ini bisa saja rusak karena gempa bumi, banjir, badai angin topan, pencurian, dan lain-lain. Kerusakan yang dialami pemilik aset tentu beragam, ada yang rusak sebagian dan ada pula yang asetnya total hancur lebur.
Berikut ini adalah contoh kasus actual total loss, seorang penduduk di kota A memiliki rumah yang diasuransikan, kemudian badai katrina menghantam kota tempat tinggal penduduk tersebut dan merusak rumahnya hingga hancur total.
Kehancurannya begitu parah hingga rumahnya hanya tersisa puing-puing dan pasak bangunan, kerugiannya ini lantas disebut actual total loss. Sehingga pihak asuransi harus menanggung kerugiannya dengan nilai penuh atas properti yang rusak itu.
Sama halnya ketika seorang pengusaha mengasuransikan kapalnya yang kerap digunakan untuk kegiatan ekspor-impor. Dalam asuransi kemaritiman, actual total loss terjadi ketika kapal si pengusaha tenggelam, tidak lagi bisa diambil kembali, hancur hingga tidak berbentuk seperti kapal, atau jika hilang lebih dari enam bulan.
Apa itu Actual Total Loss: Bagaimana Asuransi Menanggungnya
Lantas, bagaimana pihak asuransi menanggung kerugian semacam itu? Apakah terdapat limit dalam penggantian, ataukah properti akan diganti sepenuhnya sesuai nilai belinya?
Dilansir dari Cermati.com (4/8), sebelum mengajukan klaim ganti rugi, pemilik polis harus memenuhi persyaratan terlebih dahulu agar pihak asuransi dapat menilai apakah kerugiannya sahih untuk ditanggung.
Sebab perusahaan asuransi perlu menarik uang dari kasnya untuk menanggung kerugian pemilik polis. Dalam prosesnya, pihak asuransi akan meminta semua persyaratan terkait pengajuan klaim untuk dipenuhi.
Asuransi memiliki hak untuk meminta bukti kerugian, juga meminta pemilik polis untuk membuat daftar dari seluruh properti yang hancur lebur. Dan perlu diketahui, melaporkan bukti kerusakan properti seperti rumah bukanlah perkara mudah, terlebih jika dokumen-dokumen pembelian pun turut hancur bersama rumah.
Ada faktor lain yang juga akan mempengaruhi besaran biaya ganti rugi yang diberikan asuransi, yakni jenis jaminan dan proteksi yang dibeli oleh pemilik polis. Tak jarang, pemilik polis mengira mereka akan langsung mendapatkan ganti rugi dengan nilai penuh sesuai ketentuan polis.
Padahal, ada ketentuan mengenai jumlah nominal ganti rugi tertinggi yang bisa diberikan oleh pihak asuransi. Oleh karena itu, sebelum membeli asuransi, pemilik properti diharuskan membaca ketentuan dengan cermat agar tidak salah tangkap.
Kebalikan dari actual total loss adalah constructive total loss, di mana kerugian terjadi ketika properti yang diasuransikan rusak sebagian secara teknis sehingga tidak bisa digunakan.
Demikianlah penjelasan tentang actual total loss dalam industri asuransi. (NKK)
