Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa BTPN juga berkomitmen untuk membangkitkan segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). BTPN berupaya untuk mencapai target penyaluran kredit untuk sektor UMKM sebesar 30% dari total outstanding kredit nasional pada 2024.
“Kami juga melihat suplai dan demand, serta kapabilitas dan kapasitas untuk mengejar pertumbuhan di sektor UMKM,” pungkas dia.
Hingga semester pertama tahun ini, BTPN mencatatkan rasio kredit bermasalah atau gross non performing loan (NPL) sebesar berada di angka 1,35%. Turun dibanding 1,46% pada periode yang sama tahun lalu. Angka tersebut juga di bawah rata-rata industri, yaitu 2,86%.
Adapun, kredit Bank BTPN tumbuh 10% secara tahunan pada akhir Juni 2022 menjadi Rp149,26 triliun. Sementara itu, pertumbuhan laba bersih setelah pajak konsolidasi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat naik menjadi Rp1,67 triliun.
(FRI)