IDXChannel - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), mencatat kinerja positif di sepanjang 2021 salah satunya mencatatkan laba bersih melesat 48 persen menjadi Rp2,37 triliun di 2021 dari sebelumnya 1,6 triliun di 2022. Capaian positif tersebut menjadikan perseroan optimis dengan pertumbuhan kinerja yang lebih tinggi di 2022.
Manajemen PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk optimis dalam menjalankan bisnisnya tahun ini, hal tersebut ditunjukkan target-target kinerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan capaian tahun lalu.
Manajemen BTN menargetkan, pertumbuhan kredit berkisar 9-11 persen sampai dengan akhir tahun ini. Target tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan kredit tahun lalu sebesar 5,6 persen.
Sementara itu margin bunga bersih atau Nett Interst Margin ditargetkan bisa mencapai 4 persen lebih dan biaya dana atau cost of fund akan dijaga di bawah 3,2 persen. Sedangkan cost income ratio ditargetkan di bawah 50 persen.
Adapun sepanjang tahun lalu, penyaluran kredit emiten BBTN ini tumbuh 5,66 persen atau sebesar Rp260,11 triliun pada 2020 menjadi Rp274,58 triliun pada 2021.
“Kinerja positif yang diraih Bank BTN saat ini tidak lepas dari dukungan semua stakeholder, terutama pemerintah melalui Kementerian BUMN, Kementerian PUPR dan Kementerian Keuangan, serta Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia, yang selama ini mendukung industri perbankan dan sektor properti di Indonesia,” kata Direktur Utama Bank Tabungan Negara, Haru Koesmahargyo, dalam paparannya, seperti dikutip Sabtu (26/2/2022).
Haru menambahkan, tumbuhnya sektor properti dan pembiayaan perumahan juga tidak terlepas dari keberhasilan pemerintah yang sukses melakukan program vaksinasi nasional dan memberikan stimulus untuk mendorong pemulihan ekonomi.
Adapun stimulus yang diberikan pemerintah seperti insentif PPN 0 persen untuk sektor properti, dan kebijakan dana PEN yang ditempatkan di perbankan termasuk di Bank BTN telah mendorong permintaan pembiayaan rumah meningkat.
Haru menilai kinerja positif Bank BTN saat ini juga menandakan keberhasilan transformasi yang dilakukan manajemen seperti sentralisasi proses kredit dan digitalisasi. Transformasi itu menjadi mesin yang sangat kuat untuk memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi, sehingga akan membantu mendorong pertumbuhan bisnis Bank BTN.
Direktur Keuangan, Perencanaan dan Tresuri, Bank BTN, Nofry Poetra, pendorong utama kinerja positif perseroan adalah dari pertumbuhan dan invest margin yang hampir mencapai 3,99 persen. Artinya pertumbuhan kredit juga sangat bagus di 2021 dan disokong juga oleh penurunan cost of fund yang sangat signifikan hampir 1 persen lebih.
“Cost of fund kami fokus untuk mengembangkan sumber-sumber dana murah, terlebih lagi pertumbuhan kredit belum optimal sekali di Indoensia pada 2021, jadi ini kesempatan kami untuk menurunkan dari beberapa dana yang mahal, khususnya untuk dana-dana deposito dan obligasi ini kami juga turunkan. Dan tentunya kami juga mengembangkan semua fiture semua produk kami, channel digital kami juga perbaharui dan ini berdampak positif pada pertumbuhan DPK yang tergolong low cost,” ungkap Nofry.
Nofry menambahkan, seluruh target perseroan pada 2021 di atas target yang telah ditetapkan, mulai dari target pertumbuhan laba yang awalnya ditarget tumbuh 25 persen ternyata tumbuh 45 persen.
Pada 2022, perseroan juga semakin optimis dengan melihat perekonomian yang sudah bergerak di tengah pandemi yang nantinya akan diikuti dengan perbaikan puchasing power khususnya untuk perumahan, dan perseroan menargetkan pertumbuhan pinjaman akan tumbuh dua kali lipat.
“Untuk mencapai target tersebut, kami akan fokus di KPR, baik yang subsidi maupun non subsidi, terutama untuk pasar milenial yang berjangka sampai 30 tahun dengan bunga yang menarik tanpa DP. Kami juga meningkatkan kerja sama dengan banyak institusi seperti BPJS Ketenagakerjaan, kami juga agresif masuk top 25 national developer, seperti Sinarmas, Lippo dan yang lain-lain,” tutup Nofry. (RAMA)