"Meskipun kualitas aset kami kuat, BNI tetap berhati-hati dan bertumbuh secara konservatif di tengah ketidakpastian global," ujar Novita.
Dengan adanya pertumbuhan kredit yang sehat dibarengi oleh efisiensi operasional, kata dia, pendapatan sebelum pencadangan atau Pre-Provisioning Income (PPOP) mampu menunjukkan perbaikan.
Secara kuartalan, PPOP periode tiga bulanan di Kuartal IV-2024 menyentuh angka tertinggi sebesar Rp9,5 triliun. Sehingga, total PPOP sepanjang 2024 mencapai Rp34,83 triliun.
Lebih lanjut, Novita menerangkan, BNI telah melakukan pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) secara memadai selama 2024, tercermin dari Loan at Risk Coverage yang mencapai 48,8 persen serta NPL Coverage yang terjaga di level 255,8 persen. Fundamental yang solid ini menjadi landasan bagi BNI untuk dapat tumbuh secara prudent pada 2025.