Kendati demikian, beban operasional meningkat sehingga menekan laba bersih perseroan. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) BBTN Naik dari 87,21 persen menjadi 89,43 persen.
Cost to Income Ratio (CIR) juga naik dari 46,65 persen menjadi 59,86 persen. Hal ini membuat bottom line BBTN turun sekitar 10 persen menjadi Rp2,08 triliun.
BBTN juga menghadapi likuiditas yang semakin ketat. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio atau CAR) BBTN turun dari 19,59 persen menjadi 18,70 persen. Sementara itu, Loan to Deposit Ratio (LDR) turun dari 98,27 persen menjadi 96,04 persen.
(Rahmat Fiansyah)