Namun, seiring kondisi nenek yang semakin memburuk, Purnomo pun terpaksa harus makin sering bolak-balik Jakarta-Solo-Jakarta hanya demi mengurusi sosok yang disebutnya sangat berjasa dalam hidupnya tersebut.
"Beliau yang merawat saya dari kecil sampai dewasa, jadi saat ini giliran saya yang balas budi, merawat Beliau semaksimal mungkin. Bahkan saya sampai putuskan resign, biar bisa sering mudik ngurusin Mbah," jelas Purnomo.
Sayang, meski Purnomo telah berupaya maksimal, sosok orang tua yang dicintai tersebut pada akhirnya meninggal, karena usia yang juga sudah sedemikian sepuh.
Sejak saat itu, karena tak ada lagi yang harus diurusi di kampung halaman, Purnomo pun memutuskan untuk secara penuh mengurusi bisnis Gultik yang telah dirintisnya sejak 2008 lalu.
"Akhirnya, karena sudah resign juga, ya sudah saya full ngurus Gultik ini. Cuma karena penjual kan semakin banyak, makin hari makin bertambah. Apalagi pas COVID-19 dulu, banyak orang kehilangan pekerjaan, sehingga ikut jualan (Gultik), jadi makin rame lagi. Sehingga saya mulai berpikir, gimana agar bisa bertahan, tanpa harus saling mematikan bisnis masing-masing," urai Purnomo.