"Makanya saya bilang, masa keemasan dari bisnis Gultik ini sebenarnya, menurut saya, sudah cenderung turun, dengan penjualnya yang sudah terlalu banyak. Sehingga masing-masing juga dapat untungnya cuma kecil. Tinggal kemudian siapa yang bisa bertahan, dan yang nggak (bisa bertahan)," papar Purnomo.
Kluster BRI
Berbekal kesadaran tersebut, Purnomo pun berinisiatif untuk mulai mengumpulkan sejumlah temannya sesama pedagang Gultik ke dalam satu kluster industri Gultik Bulungan.
Kluster tersebut berada di bawah pembinaan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), atau Bank BRI. Pada saat yang sama, Purnomo juga mengajukan pinjaman permodalan ke Bank BRI sebesar Rp100 juta, dengan masa pinjaman (tenor) selama dua tahun.
Pinjaman tersebut didapatkan Purnomo melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang digagas oleh pemerintah, dan didistribusikan ke masyarakat melalui bank-bank yang telah ditunjuk. Termasuk juga Bank BRI.
"Baru banget (saya) mengajukan(KUR)nya. Termasuk juga untuk kluster ini, saya juga baru ajukan sejumlah bantuan, baik untuk beli alat-alat masak baru, ataupun mengganti alat lama yang sudah rusak. Oleh pihak BRI-nya masih sedang diproses," tandas Purnomo.