Hal tersebut, dikatakan Murtini, karena bagi pembeli jauh lebih praktis. Terlebih kalau para pembeli yang datang merupakan rombongan, sehingga pembayaran biasanya dilakukan dalam waktu yang relatif bersamaan.
"Jadi kan antre. Lalu yang pembeli sebelumnya kembaliannya tidak ada. Saya harus carikan dulu. Terus pembeli berikutnya sudah nggak sabar. Jadi kan repot. Nah kalau pake QRIS, mereka tinggal scan barcode, selesai. Saya pun tinggal cek notifikasi, beres," papar Murtini.

Berkembang Pesat
Dengan melihatnya perkembangannya sejauh ini, Murtini pun mengaku pada dasarnya tidak pernah membayangkan dirinya bersama suami yang semula merupakan 'abdi negara', kini telah bertransformasi menjadi seorang pengusaha.
Murtini berkisah, usaha Rumah Kedelai Pak Mien ini sendiri baru mulai dirintisnya sejak 2019 lalu. Bermula dari 250 gram kedelai, Murtini yang mengaku tidak suka kedelai, justru merasa terdorong untuk mencoba resep olahan susu kedelai yang enak dan bisa diterima oleh sebagian besar masyarakat.
"Biasanya orang tidak suka susu kedelai karena aroma langunya itu. Jadi saya coba masak, lalu diicipi suami. Oh ternyata masih seret. Kita coba lagi, masih kurang creamy. Kita masak lagi. Gitu terus," ungkap Murtini.