
Saat itu, menurut Wahyu, masing-masing unsur desa tersebut mendapatkan pendampingan secara khusus dari pihak BRI, sesuai dengan peran masing-masing dalam ekosistem desa wisata.
Materi pendampingan yang diberikan disampaikan oleh akademisi akademisi Universitas Padjadjaran, terkait manajemen dan tata kelola desa wisata. Pemberian materi disampaikan secara daring di setiap hari kerja selama tiga bulan nonstop.
"Dari sana kami benar-benar tercerahkan, tentang bagaimana mengelola desa wisata secara baik dan maksimal. UMKM dan kelompok tani juga benar-benar dapat insight tentang pengembangan bisnisnya," tutur Wahyu.
Dana Hibah
Tak hanya materi pendampingan, Wahyu menjelaskan, BRI secara khusus memberikan dana hibah untuk masing-masing desa dampingan sebesar Rp1 miliar, yang akan dicairkan berdasarkan Rancangan Anggaran dan Biaya (RAB) yang telah diajukan.
"Jadi RAB kami susun secara bottom up. Dari masing-masing UMKM dan kelompok tani, kebutuhannya apa saja. Dari pengurus juga butuh buat apa saja. Kami susun bersama, dan lalu ajukan ke BRI untuk pengajuan," papar Wahyu.