IDXChannel - Setidaknya dalam kurun waktu 2018 hingga 2020 lalu, industri perbankan dan jasa keuangan dunia getol mengobral strategi suku bunga murah demi dapat menggaet nasabah di tengah kuatnya tekanan pandemi COVID-19 yang membuat perekonomian global 'jalan di tempat'.
Seiring dengan mulai pulihnya kondisi ekonomi pasca pandemi, berbagai lembaga jasa keuangan dunia diketahui telah begitu massif mempekerjakan puluhan ribu staf guna menangani membanjirnya permintaan pembiayaan, seiring tingkat suku bunga yang rendah.
Namun kini, dengan semakin melambungnya harga minyak dan pangan dunia akibat keterbatasan pasokan, tingkat inflasi di banyak negara pun melonjak signifikan, yang memaksa bank sentral di berbagai negara menerapkan kebijakan suku bunga tinggi demi melawan tekanan inflasi yang terjadi.
Akibatnya, layanan pembiayaan jadi tidak lagi menggiurkan, sehingga memaksa lembaga-lembaga jasa keuangan itu berbalik memangkas puluhan ribu tenaga kerjanya di sektor hipotek yang telah ditambah secara massif dalam beberapa tahun terakhir.
Terbaru, perusahaan investasi dan jasa keuangan asal Amerika, Citigroup Inc, telah mengkonfirmasi kebijakannya memangkas sejumlah tenaga kerja hipoteknya, sebagai imbas dari pengetatan fungsi internal perusahaan.