IDXChannel - PT Bank Tabungan Negara Indonesia atau BNI (BBNI) mengatakan tidak berencana meningkatkan ekspansi kredit ke sektor batu bara. Emiten bank pelat merah itu berkomitmen mendukung kebijakan pemerintah dalam mewujudkan net zero emission.
Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan komposisi kredit batu bara di BNI hanya sebesar 2%.
"Jadi walaupun kenaikan harga komoditas juga menguntungkan untuk masuk ke sektor ini, kami tidak berencana meningkatkan ekspansi ke sektor batu bara, karena kami pertimbangkan komitmen penguatan ESG (Environmental, Social, and Governance), sektor batu bara merupakan sektor yang sangat selektif untuk kita lakukan pendanaan," ujar Novita dalam Public Expose 2022, Kamis (15/9/2022).
Senada, Head of Investor Relation BNI Yohan Setio mengatakan pemerintah telah mengintruksikan diversifikasi energi dari batu bara ke sumber daya energi terbarukan.
"Sehingga kami akan memadankan dengan kebijakan pemerintah," tutur dia.
Namun, bukan berarti menyetop pendanaan sekaligus karena dapat berdampak buruk pada perekonomian dan situasi di Indonesia.
"Kalau kami tiba-tiba menyetop pendanaan ke batu bara dampaknya juga tidak bagus ya ke ekonomi, tiba-tiba tidak ada suplai listrik di Indonesia nanti ada kekacauan. Jadi sektor batu bara ini memang tidak krusial, tapi akan dikurangi seiring kebijakan pemerintah," pungkas dia.
Adapun sejumlah bank multinasional mulai menghentikan pendanaan proyek-proyek batu bara. Setelah Standard Chartered, DBS Bank ikut akan mengurangi eksposur modal ke salah satu perusahaan batu bara, yaitu PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO).
DBS menegaskan akan memangkas pendanaan cukup signifikan pada akhir 2022.
"Kami tidak berniat memperbarui pendanaan apabila bisnis tersebut masih didominasi batu bara," ujar juru bicara DBS Bank, dilansir Strait Times, Kamis (8/9/2022). (NIA)