IDXChannel - Mata uang rupiah menguat 0,13% atau 20,24 poin ke level Rp15.264 per dolar AS (USD) hari ini, Rabu (22/3/2023) di tengah pasar yang sedang wait and see menunggu hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) Federal Reserve (The Fed) pekan ini.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai hal ini terjadi karena terdapat penurunan ekspektasi publik terhadap tingkat kenaikan suku bunga The Fed.
Pasar melihat The Fed tidak akan menaikan suku bunga secara drastis pasca kondisi krisis perbankan yang menimpa Silicon Valley Bank dan Credit Suisse.
"Terdapat ekspektasi bahwa the fed cenderung akan memperlambat (tone down) kenaikan suku bunga menjadi 25 basis poin (bps), hal ini turun bila dibandingkan ekspektasi sebelumnya yang memprediksi suku bunga akan naik hingga 50 bps," ujar Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada MNC Portal Indonesia, Selasa (21/3/2023).
Josua mengatakan pasar sudah memberi sinyal bahwa the fed tidak akan menaikan suku bunga secara agresif, yakni maksimal berada pada 5,25% dan cenderung akan mempertahankannya.
Selain karena krisis perbankan, Josua menilai tren inflasi AS yang mengalami penurunan menjadi salah satu alasan bank sentral AS tidak akan bergerak hawkish.
Sementara itu, Josua menilai Indonesia berada pada posisi yang stabil dengan mempertahankan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75%.
Menurutnya, keputusan tersebut dilandasi oleh dua pertimbangan, yakni tingkat inflasi dan nilai tukar. Pada pertimbangan pertama, tren inflasi di Indonesia sudah mengalami penurunan bila dibandingkan dengan September 2022 pasca penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM).
"Inflasi inti memang masih di atas 3%, yakni 5,47% pada Februari 2023. Namun ekspektasinya inflasi akan kembali turun karena dampak dari kenaikan BBM biasanya hanya bertahan setahun. Oleh karena itu, dampaknya nanti diperkirakan bulan September tahun ini akan hilang dan kita sangat yakin inflasi akan di bawah 4%," imbuhnya.