sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Spiritual Economic ala Juragan Siomay Gondrong: Menitip Berkah dari Doa Orang Lain

Banking editor taufan sukma
15/04/2024 15:07 WIB
konsep ini merupakan pertemuan antara dorongan globalisasi ekonomi dengan bangkitnya pendekatan agama dalam cara pandang manusia menyikapi kehidupan.
Spiritual Economic ala Juragan Siomay Gondrong: Menitip Berkah dari Doa Orang Lain (foto: MNC Media)
Spiritual Economic ala Juragan Siomay Gondrong: Menitip Berkah dari Doa Orang Lain (foto: MNC Media)

"Jadi buat (karyawan) yang baru jualan, sehari kita kasih Rp150 ribu. Mau laris, mau sepi, bahkan misal dagangan nggak laku sama sekali, tetap mereka dapat Rp150 ribu. Karena mereka kan ada kebutuhan sehari-hari, juga biar tetap semangat buat besok jualan lagi," ungkap Wasis.

Selanjutnya, proses penjualan dari karyawan baru tersebut akan mulai direview oleh Wasis dalam satu-dua bulan ke depan. Jika masih sepi, maka titik penjualannya akan direvisi, dan dicarikan tempat berjualan baru agar dapat lebih ramai.

Sistem Komisi

Sebaliknya, jika nantinya karyawan tersebut sudah bisa menjual sekitar 150 pcs hingga 200 pcs per hari, maka sistem yang diterapkan Wasis akan berubah menjadi sistem komisi, di mana penjual akan menerima Rp900 untuk setiap unit siomay yang terjual.

"Jadi anggap dia sudah bisa jual 200 pcs (siomay), jadi kan omzetnya Rp600 ribu. Dia terima komisi Rp180 ribu, plus uang makan siang jadi total Rp200 ribu. Setor ke saya Rp400 ribu," urai Wasis.

Biasanya, kalau penjualan sudah mulai meningkat seperti itu, Wasis akan mendorong untuk berani membawa barang dagangan yang lebih banyak lagi pada keesokan harinya. Tujuannya, Wasis ingin mengajarkan kepada karyawan agar memiliki semangat untuk maju dan mengejar target yang lebih baik lagi.

Halaman : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Advertisement
Advertisement