Sejak pasca pandemi, misalnya, kinerja pembiayaan via Kupedes terus mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi.
"Ini menunjukkan bahwa UMKM kita itu secara bisnis sangat sehat. Daya bayarnya kuat. Sehingga relatif tidak terlalu sensitif soal bunga. Jadi mau pakai produk (pinjaman) komersial seperti Kupedes, juga tidak masalah," ujar Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari, saat dihubungi, terpisah.
Justru, dengan adanya program pinjaman bersubsidi lewat KUR, Supari mengeklaim kerap kali kurang diminati oleh sebagian pelaku UMKM, karena memiliki plafon pinjaman maksimal yang relatif rendah.
Sedangkan, kebutuhan permodalan di kalangan pelaku UMKM dalam beberapa kasus tertentu, jauh lebih besar dibanding nominal pinjaman yang bisa diberikan melalui program KUR. Kasus serupa itulah yang juga dirasakan oleh Sopian, yang membutuhkan pinjaman permodalan hingga Rp200 juta, sehingga tidak mungkin untuk mengajukan kredit KUR.
"Jadi bagi sebagian mereka (pelaku UMKM), KUR kadang kurang besar (plafon pinjamannya), karena modal yang dibutuhkan lebih dari itu. Sehingga, mereka tidak masalah pakai Kupedes, meski secara bunga sedikit lebih tinggi, karena tidak ada subsidi dari pemerintah," tutur Supari.