Alhasil, aset bank yang menjadi induk holding ultra mikro ini tercatat semakin jumbo mencapai Rp1.965 triliun. Kenaikan aset yang berhasil dicapai oleh BRI mencapai sekitar 5,36% YoY.
Di saat pertumbuhan kredit yang mampu tumbuh dengan baik, tampaknya bayang-bayang likuiditas ketat juga terjadi di BRI. Mengingat, Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI hanya tumbuh mini 3,85% YoY menjadi Rp1.358,32 triliun.
Instrumen deposito menjadi yang tumbuh paling cepat dari Rp435,48 triliun menjadi Rp484,26 triliun. Sementara, instrumen giro mengalami penurunan dari Rp349,76 triliun menjadi Rp346,12 triliun.
Hal tersebut juga tercermin dari rasio Loan Deposit Ratio (LDR) yang mengalami kenaikan berada di level 84,2%. Pada tahun sebelumnya, LDR BRI tercatat di level 79,17%.
(NIY)