sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Interview With Leaders: Bincang Saham dan Business is About Sustainability

Economia editor Taufan Sukma/IDX Channel
16/06/2022 15:23 WIB
Sustainability menjadi sangat penting, bahwa bisnis (Unilever) ini tidak hanya ‘baik-baik’ dan bahkan punya prospek saat ini saja, tapi juga di masa mendatang.
Interview With Leaders: Bincang Saham dan Business is About Sustainability (foto: MNC Media)
Interview With Leaders: Bincang Saham dan Business is About Sustainability (foto: MNC Media)

“Not good to make a profit at one time, then lose at another time. business is about sustainability.”

IDXChannel – Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Unilever Indonesia Tbk baru saja rampung digelar pada Rabu (15/6/2022). Bagi Anda para pelaku pasar dan investor pasar modal, hasil dari RUPS emiten berkode saham UNVR ini tentu menjadi salah satu informasi yang cukup ditunggu-tunggu. Pasalnya, dibanding emiten-emiten big-cap lain, Unilever dikenal cukup rajin dalam membagikan dividen kepada pemegang saham.

Dan benar saja, satu dari beberapa poin hasil RUPS kemarin memutuskan penggunaan sebagian hasil laba bersih perusahaan di 2021 untk dibagi sebagai dividen, yaitu sebesar Rp5,7 triliun, atau setara dengan 99,3 persen dari total laba tahun 2021 lalu. Dari nilai tersebut, Rp2,51 triliun di antaranya telah dibayarkan pada tahun lalu sebagai dividen interim. Karena itu, pembagian kali ini tinggal menyisakan nominal Rp84 per saham, atau secara total sekitar Rp3,2 triliun.

Terkait opportunity bagi pemegang saham, Direktur Utama UNVR, Ira Noviarti, yang menyempatkan diri menyapa dan berbincang dengan awak media di sela gelatran RUPS, menyampaikan komitmen Unilever untuk selalu dan senantiasa berupaya memberikan nilai tambah terhadap kepemilikan saham perusahaan. Berikut ini sebagian hal penting yang dibahas dalam perbincangan tersebut.

(foto: Taufan Sukma/IDXChannel)

Q: Bagaimana Unilever melihat posisi harga saham UNVR saat ini? Apakah masih under value, sudah over value, atau sudah tepat dan mencerminkan fundamental kinerja perusahaan yang sebenarnya? Di level mana harga saham UNVR yang sekiranya sesuai dengan keinginan perusahaan?
 
A: Bicara tentang saham tentu sebelumnya kami feeling blessed dan sangat mengapresiasi atas dukungan para pemegang saham terhadap kinerja Unilever selama ini. Sementara soal harga, bila ditanya keinginan kami, tentu kalau bisa ya di posisi yang sebagus mungkin. Tapi posisi bagus itu di level berapa? Kami yakin hal itu tergantung kita melihatnya dari mana. Ada begitu banyak tolok ukur yang bisa digunakan. Ada begitu banyak juga komponen pembentuk (harga saham) yang perlu dipertimbangkan. Sehingga yang bisa kami berikan, yang bisa kami lakukan, adalah sedapat mungkin Unilever ini memberikan result (hasil kinerja) yang terus positif dan sustain.

Q: Adakah rencana Unilever untuk melakukan ekspansi, aksi korporasi atau terobosan-terobosan lain yang itu bisa digunakan oleh pelaku pasar sebagai booster agar pergerakan harga saham UNVR dapat lebih dinamis dan tumbuh positif?

A: Segala macam aksi korporasi seperti yang kita tahu tentu tidak semata-mata dilakukan oleh perusahaan untuk menggerakkan saham mereka. Setiap aksi korporasi, kalau pun memang perlu dilakukan, tentu dengan mempertimbangkan skala kebutuhannya, urgensi, dan terutama dampaknya terhadap kinerja perusahaan. Tapi, terlepas dari itu, kami tetap yakin bahwa Unilever sebagai salah satu pemain utama di pasar Indonesia, tetap akan menjadi salah satu saham yang paling dilirik oleh investor pasar modal. Dan seperti yang saya bilang, yang bisa kami berikan lebih pada result (hasil kinerja) yang sebisa mungkin bisa terus growth dan sustain. Karena bagi kami sustainable itu hal yang sangat penting.

Q: Kenapa begitu? Kenapa persoalan sustainable menjadi strength point yang demikian penting bagi UNVR?

A: Karena bagi kami, dunia usaha itu sangat dinamis. Kondisi industri juga demikian. So, not good to make a profit at one time, then lose at another time. Situasi dan kondisi yang kita hadapi di industri hampir selalu berubah, dan dipengaruhi oleh banyak sekali faktor. Di sektor bisnis yang kita geluti, misalnya, kami percaya opportunitynya masih sangat besar. Sampai kapan pun, dalam kondisi perekonomian yang bagaimana pun, orang tetap akan mandi, gosok gigi, mencuci pakaian dan sebagainya. Tapi apakah itu artinya secara bisnis kami selalu baik-baik saja? Kan tidak begitu. Bagaimana pun tetap ada tantangan, ada hambatan dan kondisi yang tak sesuai harapan, yang selalu akan kita temui di industri. Karena itu, bagi kami, business is about sustainability. Sustainability menjadi sangat penting, bahwa bisnis (Unilever) ini tidak hanya ‘baik-baik’ dan bahkan punya prospek di saat ini saja, tapi juga di masa-masa mendatang.

Q: Lalu bagaimana strategi manajemen dalam memastikan tren keberlanjutan dalam kinerja UNVR tersebut?

A: Secara garis besar kami memiliki lima strategi jangka panjang utama perusahaan. Dari hasil riset yang kami himpun secara internal, pemetaan pasar di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir kami lihat mengalami perubahan yang cukup signifikan. Salah satunya adalah porsi pertumbuhan justru ternyata pertumbuhannya paling kencang. Bisa sampai dua hingga tiga kali lipat pasca pandemi ini. Karena itu, strategi pertama kami adalah premiumisasi, yaitu menchallenge berbagai brand kami yang sudah sangat kuat di segmen menengah, seperti Pepsodent, Clear, Lifebuoy dan lain-lain, agar bisa memperluas cakupan pasarnya dengan juga mampu meng-grab pasar yang di atas. Yang middle up tadi.

(foto: Taufan Sukma/IDXChannel)

Q: Jadi produk-produk UNVR ke depan akan lebih banyak bermain di segmen premium?

A: No. Bukan seperti itu. Upaya premiumisasi kami lakukan dengan tetap mempertahankan penguasaan pasar kita di segmen kelas menengah. Jadi secara ketersediaan produk tetap akan sama seperti sebelumnya. Kita bisa lihat produk-produk kami seperti shampoo sachet, royco, kecap Bango, yang harganya Rp500, Rp1.000, Rp2.000 dan Rp5.000 tetap ada di pasaran. Memang kami tidak akan hapus itu. Hanya saja, selain itu, kita juga dorong brand-brand Unilever yang sudah settled untuk dapat memperluas cakupan pasarnya ke segmen middle up tadi.
Dengan begitu, kami mau growth (kinerja Unilever) di segmen itu bisa lebih besar lagi. Lebih maksimal lagi. Paling nggak bisa setara dengan growth di industri. Tapi kami maunya lebih. Kalau bisa dua hingga tiga kali lipat dari growth industri. Sehingga dalam beberapa tahun ke depan segmen ini bisa contribute lebih besar lagi ke kinerja perusahaan. Dan jadi salah satu penopang utama, selain yang Saya bilang tadi, penguasaan di segmen menengah juga tetap akan kami pertahankan.

Q: Memang saat ini seberapa besar kontribusi segmen middle up terhadap kinerja UNVR secara keseluruhan? Dan akan ditarget tumbuh ke level berapa?

A: Tidak bisa kami sampaikan secara pasti, karena pasti berbeda-beda di masing-masing dari 15 kategori produk tadi. Tapi secara rata-rata bisa kami sampaikan sekitar 20 hingga 30 persen. More or less di kisaran itu. Targetnya gimana? Kami ingin soon bisa ya setidaknya tumbuh jadi dua kali lipat.

Q: Lalu selain premiumisasi, apa lagi strategi yang bakjal digenjot oleh UNVR untuk mengejar kinerja yang sustain tadi?

A: Selain premiumisasi bersama dengan diversifikasi portofolio kita dari segmen menengah yang selama ini menjadi kekuatan utama perusahaan, kami juga memperkuat dan mengaktivasi potensi penuh dari brand-brand utama Unilever lewat inovasi terdepan untuk mendorong konsumsi konsumen. Kita tahu meski penguasaan pasar Unilever sudah besar, secara over all konsumsi masyarakat di Indonesia terhadap produk-produk kami masih cukup rendah. Sehingga kami masih sangat yakin bahwa ada room yang cukup untuk kami bisa bertumbuh lagi secara maksimal.

Q: Bagaimana caranya mendongkrak konsumsi masyarakat tersebut?

A: Kuncinya tidak hanya perbaikan di level kami, artinya produk yang ditawarkan, melainkan juga beragam edukasi di level customer. Misal untuk kategori pasta gigi, brand Pepsodent kita tahu kekuatannya sudah demikian besar di pasar. Tapi masih bisa kita maksimalkan lagi karena budaya kita masih sebatas sikat gigi sekali sehari. Makanya kita ada edukasi tentang standar sikat gigi minimal dua kali sehari. Lalu pentingnya sikat gigi di malam hari. Atau pemakaian moisturizer yang meskipun secara nilai sudah cukup bagus, tapi konsumsi di masyarakat juga belum maksimal. Masih banyak yang pakai moisturizer cuma untuk momen-momen penting, sehingga pemakaiannya bisa jadi baru seminggu sekali atau malah sebulan dua kali. Ini semua masih sangat bisa untuk dioptimalkan lagi.

Q: Selain premiumisasi dan maksimalisasi potensi konsumsi di masyarakat, apa lagi?

A: Masih ada tiga lagi, yaitu penguatan kepemimpinan di channel utama, yaitu GT dan modern trade serta e-commerce sebagai channel masa depan kita. Lalu menjadi pemimpin di digital and data driven capabilities, sambil tetap menjaga positioning Unilever sebagai yang terdepan dalam mewujudkan sustainable business, tidak hanya untuk perusahaan, tapi juga untuk share holder, untuk masyarakat dan tentunya to our country. Pada titik itu, kami sebagai market leader tidak lagi bicara soal penguasaan pasar, tidak lagi soal berebut ‘kue bisnis’ dengan kompetitor, melainkan bagaimana kita bisa menggerakkan pasar ke arah yang lebih baik. Dengan pasar bergerak, pasar bertumbuh, maka perekonomian juga akan tumbuh. Itu juga bagian dari kontribusi kita terhadap kinerja perekonomian nasional. Jika seluruh strategi ini bisa kami jalankan dengan baik dan maksimal, kami yakin juga bakal menjadi value lebih bagi para share holder UNVR. Jika sudah begitu, kami juga yakin bahwa pada saat bersamaan, fundamental kinerja perusahaan bakal semakin menguat, dan tentunya akan menjadi booster yang akan sangat mempengaruhi kinerja saham UNVR ke depan.

(TSA)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement