IDXChannel - "We didn't do anything wrong, but somehow we lost," ujar Chief Executive Officer Nokia, Stephen Elop, saat mengumumkan proses akuisisi perussahaan tersebut oleh Microsoft, September 2013. Tiga bulan setelahnya, transaksi benar-benar terjadi usai mendapat restu dari otoritas Uni Eropa (UE), dengan nilai mencapai USD7,17 miliar.
Pernyataan tersebut di atas, menjadi sangat memorable, lantaran disampaikan Elop sembari menyeka beberapa bulir air mata yang menetes di pipinya. Sebuah pernyataan yang kemudian dianggap sangat mewakili perkembangan industri yang berjalan demikian cepat.
Sebuah petuah yang menunjukkan bahwa tak perlu ada sebuah kesalahan yang dilakukan untuk melihat runtuhnya sebuah penguasaan pasar dan industri. Cukup hanya dengan berdiam diri, rasa puas atas kekuasaan saat ini, dan membiarkan diri tertinggal oleh perubahan yang terjadi, maka percayalah, datangnya keruntuhan hanya tinggal menghitung hari.
Petuah ini sepertinya dipahami betul oleh PT Aneka Tambang Tbk (Antam). Berstatus sebagai 'penguasa' di industri komoditas emas nasional, tak membuat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut merasa mager (malas gerak-red) untuk mengikuti tren perkembangan yang terjadi di masyarakat dewasa ini.
Seperti halnya tren penggunaan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang terus meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Seiring dengan makin sadarnya masyarakat Indonesia, bahkan dunia, terhadap isu lingkungan, membuat industri EV terus berkembang pesat dan mulai layak diperhitungkan.