Secara kolektif, hal ini akan mengalihkan dukungan publik dari bahan bakar fosil ke transisi energi bersih senilai sekitar USD17,8 miliar per tahun. Negara berkembang termasuk Ethiopia, Fiji dan Kepulauan Marshal juga memberikan dukungannya, menandakan tumbuhnya kesamaan visi bersama.
Presiden COP26 Alok Sharma mengatakan bahwa sejak awal kepresidenannya, Inggris secara jelas menyatakan bahwa COP26 harus menjadi COP yang menjadikan batubara bagian dari masa lalu.
"Dengan komitmen ambisius, ini akhir dari listrik tenaga batu bara telah di depan mata," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (8/11/2021).
Mengamankan koalisi yang terdiri dari 190 negara untuk meninggalkan batu bara dan mengakhiri dukungan terhadap pembangkit listrik tenaga batu bara, menunjukkan bahwa komitmen internasional yang nyata untuk tidak meninggalkan satu negarapun.
"Secara bersama-sama, kita dapat mempercepat akses terhadap listrik untuk lebih dari tiga perempat miliar orang, menjadikan kemiskinan energi sebagai bagian dari sejarah dengan menciptakan masa depan listrik bersih yang dibutuhkan untuk menjaga kenaikan suhu dalam 1.5 derajat Celsius," ujar Sharma.