Bagi Gift Mugano, seorang profesor tamu ekonomi di University of Zimbabwe Business School, prospek ekonomi 2023 negara itu suram.
"Tahun 2023 akan sangat mengerikan, didorong oleh efek spill-over dari kesulitan yang kami temui pada tahun 2022," katanya kepada Al Jazeera.
Karena meningkatnya pengeluaran pemerintah karena bank sentral mencetak lebih banyak uang untuk kewajiban kontraktual kepada pemasok pemerintah dan untuk membiayai pertanian, mata uang lokal diperkirakan akan terus melemah terhadap mata uang utama musim perayaan ini dan hingga tahun depan.
Pada November, inflasi mencapai 255 persen, salah satu yang tertinggi di dunia. Tetapi Mugano memperkirakan bahwa inflasi dan nilai tukar bisa lebih dari dua kali lipat pada kuartal kedua 2023.
Selain itu, ada kekhawatiran bahwa sementara bank sentral terus mendikte nilai tukar, tidak ada harapan untuk konvertibilitas yang ditentukan oleh kondisi pasar bebas.
Dalam pernyataannya setelah kunjungannya ke Harare bulan ini, IMF mendesak pihak berwenang untuk secara berkelanjutan menambatkan stabilitas makroekonomi melalui liberalisasi pasar valuta asing, memastikan bank sentral tidak mencetak uang melalui operasi kuasi-fiskal, mempertahankan sikap kebijakan moneter yang ketat dan mengurangi penggunaan koin emas.
Tetapi para ekonom ragu pihak berwenang akan mengindahkan saran tersebut.
"Zimbabwe memasuki periode sosial dan ekonomi yang sangat fluktuatif yang membutuhkan para pemimpin yang berpikiran politik tingkat untuk menangani ini dengan hati-hati tetapi saya tidak melihat [pihak berwenang] memiliki kapasitas untuk berpikir lurus dalam hal pengelolaan urusan Zimbabwe," kata Mugano.
Perang di Ukraina dan inflasi yang tinggi juga mempengaruhi sektor pertanian. Di Zimbabwe yang bergantung pada impor pupuk dari Ukraina, harga melonjak dari USD28 menjadi sekitar USD55 per kantong 50 kilogram (11 pon), mendorong roti, bahan pokok sehari-hari di atas jangkauan banyak penduduk. Ada juga masalah pemadaman listrik secara nasional yang disebabkan oleh berkurangnya pembangkit listrik di pembangkit listrik tenaga airnya, Pembangkit Listrik Kariba, karena rendahnya permukaan air bendungan.
Akibatnya, industri dan rumah tangga telah menanggung beban pemadaman listrik bergulir yang berlangsung selama 20 jam setiap hari.
Pihak berwenang berharap pekerjaan perbaikan di Pembangkit Listrik Termal Hwange akan menambah 300 megawatt ke jaringan nasional pada akhir kuartal pertama 2023.